SUB
TOPIK
1. Anatomi
dan fisiologi payudara (review)
2. Dukungan
bidan dalam pemberian ASI
3. Manfaat
pemberian ASI
4. Komposisi
gizi dalam ASI
5. Upaya
memperbanyak ASI
6. Tanda
bayi cukup ASI
7. ASI
ekslusif
8. Cara
merawat payudara
9. Cara
menyusui yang benar
10. Masalah
dalam pemberian ASI
|
OBJEKTIF
PERILAKU SISWA
|
1.
Menjelaskan tentang anatomi
dan fisiologi payudara (review)
2.
Menjelaskan tentang dukungan
bidan dalam pemberian ASI
3.
Menjelaskan tentang manfaat
pemberian ASI
4.
Menjelaskan tentang
komposisi gizi dalam ASI
5.
Menjelaskan tentang upaya
memperbanyak ASI
6.
Menjelaskan tentang tanda
bayi cukup ASI
7.
Menjelaskan tentang ASI
ekslusif
8.
Menjelaskan tentang cara
merawat payudara
9.
Menjelaskan tentang cara
menyusui yang benar
10.
Menjelaskan tentang masalah
dalam pemberian ASI
REFERENSI
|
2.
Cunningham, F Gary. Obstetri
William. BAB XIII, Jakarta: EGC; 2006
3.
Wiknjosastro, H. Ilmu Kebidanan, BAB VII, Jakarta :
YBPSP; 1999
4.
Saifuddin, AB. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, N-23. Jakarta :YBPSP; 2002
5.
Roesli Utami. Bayi Sehat
berkat ASI Eksklusif, Jakarta. Gramedia; 2001
6.
Ambarwati. Asuhan
Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia; 2008
7.
Program Manajemen Laktasi. Buku
Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta; 2004
8.
Pusdiknakes. Asuhan
Kebidanan Post Partum. 2003
9.
Roesli, U. Panduan
Praktis Menyusui. Jakarta: Puspaswara; 2005
1. ANATOMI DAN FISIOLOGI PAYUDARA
Korpus
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam (inverted).
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam (inverted).
2. DUKUNGAN BIDAN DALAM PEMBERIAN ASI
|
Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :
1.
Meyakinkan
bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.
2.
Membantu
ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.
Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan :
1.
Membiarkan
bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
2.
Mengajarkan
cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang
timbul.
3.
Membantu
ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
4.
Menempatkan
bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
5.
Memberikan
ASI pada bayi sesering mungkin.
6.
Memberikan
kolustrum dan ASI saja.
7.
Menghindari
susu botol dan “dot empeng”.
Membiarkan bayi bersama ibunya segera
sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir.
Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir.
Mengajarkan cara merawat payudara yang
sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul.
Tujuan dari perawatan payudara untuk
melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran
ASI lancar. Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup
kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan. Sebelum
menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci tangan
sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan minimal satu kali
dalam sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun
sabun pada puting susunya.
Membantu ibu pada waktu pertama kali
memberi ASI.
Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya
setelah lahir sangatlah penting. Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu,
maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan
memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin
yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak
terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui.
3. MANFAAT PEMBERIAN ASI
|
1.
Pemberian ASI merupakan
metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6
bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan
cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama
kehidupannya.
2.
Pada umur 6 sampai 12 bulan,
ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan
bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI).
3.
Setelah umur 1 tahun,
meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian
ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat.
4.
ASI disesuaikan secara unik
bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi
5.
Komposisi ASI ideal untuk
bayi
6.
Bayi ASI memiliki kekebalan
lebih tinggi terhadap penyakit. Contohnya, ketika si ibu tertular penyakit
(misalnya melalui makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi sang ibu
terhadap penyakit tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI
7.
Bayi ASI lebih bisa
menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam darah bayi banyak
berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan,
asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.
8.
ASI selalu siap sedia setiap
saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril dan suhu susu yang pas
9.
Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian
ASI juga memberikan kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan
terlindungi, dan ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan.
10.
Apabila bayi sakit, ASI
adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena sangat mudah dicerna. Bayi
akan lebih cepat sembuh.
11.
Bayi prematur lebih cepat
tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI akan teradaptasi
sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk menaikkan berat badan
dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.
12.
Menyusui bukanlah sekadar
memberi makan, tapi juga mendidik anak. Sambil menyusui, eluslah si bayi dan
dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada
bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini
menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan
lebih mudah untuk menyayangi orang lain.
Ibu
1.
Hisapan bayi membantu rahim
menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa pra-kehamilan dan
mengurangi risiko perdarahan
2.
Lemak di sekitar panggul dan
paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih
cepat langsing kembali
3.
Penelitian menunjukkan bahwa
ibu yang menyusui memiliki resiko lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker
payudara.
4.
ASI lebih hemat waktu karena
tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot, dsb
5.
ASI lebih praktis karena ibu
bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa harus membawa banyak perlengkapan seperti
botol, kaleng susu formula, air panas, dsb
6.
ASI lebih murah, karena tidak usah selalu
membeli susu kaleng dan perlengkapannya.
7.
ASI selalu bebas kuman, sementara campuran
susu formula belum tentu steril
8.
Penelitian medis juga
menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat manfaat fisik dan
manfaat emosional
9.
ASI tak bakalan basi. ASI
selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah payudara. Bila gudang ASI telah
kosong. ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi,
ASI dalam payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan membuang ASI-nya
sebelum menyusui.
Keluarga
1.
Tidak perlu uang untuk
membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau minyak untuk merebus air, susu
atau peralatan.
2.
Bayi sehat berarti keluarga
mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya
kekhawatiran bayi akan sakit.
3.
Menghemat waktu keluarga
bila bayi lebih sehat.
4.
Memberikan ASI pada bayi
(meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia.
5.
Lebih praktis saat akan
bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dll.
Masyarakat dan Negara
1.
Menghemat devisa negara
karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lain untuk
persiapannya.
2.
Bayi sehat membuat negara
lebih sehat.
3.
Terjadi penghematan pada sektor kesehatan
karena jumlah bayi sakit lebih sedikit.
4.
Memperbaiki kelangsungan
hidup anak dengan menurunkan kematian.
5.
Melindungi lingkungan karena
tak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu dan
peralatannya.
6.
ASI adalah sumber daya yang
terus menerus diproduksi dan baru.
4. KOMPOSISI GIZI DALAM ASI
|
1.
Imunoglobulin : seperti lgA,
lgM, lgD dan lgE.
2.
Lisozim : Terdapat dalam ASI
sebanyak 6 – 300 ml/1.000 ml dan kadarnya bisa meningkat hingga 3.000 – 5.000
kal lebih banyak dibandingkan kadar lisozim dalam susu sapi. Enzim ini
mempunyai fungsi bakteriostatik terhadap enterobakteria dan kuman gram (-),
juga berperan sebagai pelindung terhadap berbagai macam virus.
3.
Laktoperiodase : enzim ini
bersama dengan perokdase hidrogen dan tiosianat membantu membunuh
streptococcus.
4.
Faktor bifidus : merupakan
karbohidrat yang mengandung nitrogen. Mempunyai konsentrasi di dalam ASI 40
kali lebih tinggi dibanding dengan konsentrasi yang ada di susu sapi. Fungsi
faktor ini untuk mencegah pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan, seperti
kuman E.coli patogen.
5.
Faktor anti stafilokokus :
merupakan asam lemak dan melindungi bayi terhadap penyerbuan stafilokokus.
6.
Laktdarierin dan transferin
: protein-protein ini memiliki kapasitas mengikat Fe / zat besi dengan baik
hingga mengurangi tersedianya zat besi bagi pertumbuhan kuman yang memerlukan.
7.
Komponen komplemen : sistem
komplemen terdiri dari 11 protein serum yang dapat dibedakan satu sama lain dan
dapat diaktifkan oleh berbagai zat seperti antibodi, produksi kuman dan enzim.
Komplemen C3 dan C4 terdapat dalam ASI. Dalam kolostrum terdapat konsentrasi C3
lebih tinggi hingga dalam keadaan aktif merupakan faktor pertahanan yang
berarti.
8.
Sel makrdariag dan
netrdariil dapat melakukan fagositosis itu terhadap Stafilokokus, E.coli dan Candida albicans.
9.
Lipase : merupakan zat
antivirus.
Komposisi Kolostrum, ASI dan Susu Sapi untuk setiap 100 ml
ZAT-ZAT GIZI
|
KOLOSTRUM
|
ASI
|
SUSU SAPI
|
|
Energi
|
(K.kal)
|
58.0
|
70.0
|
65.0
|
Protein
|
(g)
|
2.3
|
0.9
|
3.4
|
-Kasein/Whay
|
|
|
1:1.5
|
1:0.2
|
-Kasein
|
(mg)
|
140.0
|
187.0
|
-
|
-Laktalbumin
|
(mg)
|
218.0
|
161.0
|
-
|
-Laktdarierin
|
(mg)
|
330.0
|
167.0
|
-
|
-Lg
A
|
(mg)
|
364.0
|
142.0
|
-
|
-Laktosa
|
(g)
|
5.3
|
7.3
|
4.8
|
-Lemak
|
(g)
|
2.9
|
4.2
|
3.9
|
Vitamin
|
|
|
|
|
-Vitamin
A
|
(µg)
|
151.0
|
75.0
|
41.0
|
-Vitamin
B1
|
(µg)
|
1.9
|
14.0
|
43.0
|
-Vitamin
B2
|
(µg)
|
30.0
|
40.0
|
145.0
|
-Asam
Nikotinik
|
(µg)
|
75.0
|
160.0
|
82.0
|
-Vitamin
B6
|
(µg)
|
-
|
12.0-15.0
|
64.0
|
-Asam
Pantotenik
|
(µg)
|
183.0
|
246.0
|
340.0
|
-Biotin
|
(µg)
|
0.06
|
0.6
|
2.8
|
-Asam
Folat
|
(µg)
|
0.05
|
0.1
|
0.13
|
-Vitamin
B12
|
(mg)
|
0.05
|
0.1
|
0.6
|
-Vitamin
C
|
(mg)
|
5.9
|
5.0
|
1.1
|
-Vitamin
D
|
(µg)
|
-
|
0.04
|
0.02
|
-Vitamin
E
|
(µg)
|
1.5
|
0.25
|
0.07
|
-Vitamin
K
|
(µg)
|
-
|
1.5
|
6.0
|
Mineral
|
|
|
|
|
-Kalsium
|
(mg)
|
39.0
|
35.0
|
130.0
|
-Klorin
|
(mg)
|
85.0
|
40.0
|
108.0
|
-Tembaga
|
(mg)
|
40.0
|
40.0
|
14.0
|
-Zat
Besi (Fe)
|
(mg)
|
70.0
|
100.0
|
70.0
|
-Magnesium
|
(mg)
|
4.0
|
4.0
|
12.0
|
-Fosfor
|
(mg)
|
14.0
|
15.0
|
120.0
|
-Potassium
|
(mg)
|
74.0
|
57.0
|
145.0
|
-Sodium
|
(mg)
|
48.0
|
15.0
|
58.0
|
-Sulfur
|
(mg)
|
22.0
|
14.0
|
30.0
|
Sumber
: Food and Nutrition Board, National Research Council Washington DC, 1980
5. UPAYA MEMPERBANYAK ASI
|
Pemberian ASI segera setelah lahir
Tekhnik menyusui yang benar
Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin
Hindari susu botol
Produksi
ASI
Tanpa melihat apakah seorang ibu kelak
akan menyusui bayinya atau tidak, buah dada ibu telah dipersiapkan untuk
laktasi oleh hormon-hormon yang disekresi selama kehamilan. Selama kehamilan
ini jumlah alveoli meningkat dan mengalami perubahan-perubahan guna
mempersiapkan produksi ASI.
Agar ASI dapat dikeluarkan, diperlukan
hormon oksitosin yang disekresikan oleh glandula pituitaria posterior atas
rangsangan isapan bayi. Oksitosin ini menyebabkan jaringan muskuler sekeliling
alveoli berkontraksi yang dengan demikian mendorong ASI menuju ductus. Proses
ini disebut dengan “let down” reflex.
Berdasarkan waktu diproduksinya, ASI dibagi menjadi 3, yaitu :
A. Kolostrum
·
Disekresi oleh kelenjar mammae
dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi.
·
Komposisi kolostrum dari
hari ke hari berubah.
·
Merupakan cairan kental yang
ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI matur.
·
Merupakan suatu laksatif yang
ideal untuk membersihkan mekoneum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan
saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
B. Air susu masa peralihan (masa transisi)
·
Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi
ASI matur.
·
Disekresi dari hari ke-4
sampai dengan hari ke-10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat
bahwa ASI matur baru akan terjadi pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5.
C. Air susu matur
·
ASI yang disekresi pada hari
ke-10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada
juga yang mengatakan bahwa minggu ke-3 sampai ke-5 barulah komposisi ASI
konstan.
·
Merupakan makanan yang
dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI
merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.
Volume Produksi ASI
Volume ASI yang dikeluarkan berkisar
antara 0,5 – 1,5 liter/hari, terutama bergantung pada kebutuhan bayi, pola
pemberian ASI dan status gizi. Komposisi ASI tidak tergantung pada status gizi
ibu, kecuali status gizi ibu malnutrisi berat. Bahkan menyusui hingga 2 tahun
pun, kualitas ASI masih dipertahankan meskipun jumlahnya menjadi sangat kurang.
6. TANDA BAYI CUKUP ASI
|
Untuk mengetahui bayi memperoleh ASI yang cukup dari ibunya, dapat
diketahui dari:
a.
Bayi banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih
dalam sehari dan warnanya jernih sampai kuning muda
b.
Bayi sering buang air besar berwarna
kekuningan “berbiji”
c.
Setiap menyusui, bayi menyusu dengan rakus,
lalu melemah dan tidur
d.
Payudara ibu terasa lunak setiap kali selesai
menyusui
e.
Bayi bertambah berat badannya
7. ASI EKSKLUSIF
|
ASI
ekslusif
ASI
ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah lahir sampai bayi berumur
6 bulan tanpa pemberian makanan lain. (Purwanti, 2003 : 5). ASI ekslusif adalah
Memberikan hanya ASI tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi
sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.( Depkes,
2002)
Jumlah komposisi ASI masih
cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara
tepat dan benar sampai bayi berumur 6 bulan. Namun pada kenyataannya, 60 % bayi
belum berumur 4 bulan sudah mendapat tambahan susu sapi. Bayi pada saat berumur
6 bulan sistem pencernaannya mulai matur. Jaringan pada usus halus bayi pada
umumnya seperti saringan pasir. Pori-porinya berongga sehingga memungknkan
bentuk protein ataupun kuman akan langsung masuk dalam sistem peredaran darah
dan dapat menimbulkan alergi. Pori-pori
dalam usus bayi ini akantertutup rapat setelah bayi berumur 6 bulan. Dengan
demikian, usus bayi setelah berumur 6 bulan mampu menolak faktor alergi ataupun
kuman yang masuk.
8. CARA MERAWAT PAYUDARA
|
Perawatan Payudara pasca persalinan
merupakan kelanjutan perawatan payudara semasa hamil, yang mempunyai tujuan
sebagai berikut :
1.
Untuk menjaga kebersihan
payudara sehingga terhindar dari infeksi
2.
Untuk mengenyalkan puting
susu, supaya tidak mudah lecet
3.
Untuk menonjolkan puting
susu
4.
Menjaga bentuk buah dada
tetap baik.
5.
Untuk mencegah terjadinya
penyumbatan
6.
Untuk memperbanyak produksi
ASI
7.
Untuk mengetahui adanya
kelainan
8.
Pelaksanaan
perawatan payudara pasca persalinan dimulai sedini mungkin yaitu 1 – 2 hari
sesudah bayi dilahirkan. Hal itu dilakukan 2 kali sehari.
Pelaksanaan Perawatan Payudara
Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam melaksanakan perawatan payudara pasca persalinan, yaitu:
1. Puting susu dikompres dengan
kapas minyak selama 3-4 menit, kemudian bersihkan dengan kapas minyak tadi.
2. Pengenyalan yaitu puting susu
dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk diputar kedalam 20 kali keluar 20
kali.
3. Penonjolan puting susu yaitu
:
1) Puting susu cukup ditarik
sebanyak 20 kali
2) Dirangsang dengan menggunakan
ujung waslap
3) Memakai pompa puting susu
4. Pengurutan payudara:
1) Telapak tangan petugas diberi baby
oil kemudian diratakan
2) Peganglah payudara lalu diurut
dari pangkal ke putting susu sebanyak 30 kali
3) Pijatlah puting susu pada
daerah areola mammae untuk mengeluarkan colostrums.
4) Bersihkan payudara dengan air
bersih memakai waslap.
9. TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR
|
Posisi dan pelekatan menyusui
Ada berbagai macam posisi menyusui.
Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau
berbaring. Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu
pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan kaki diatas.
Menyusui bayi kembar dengan cara seperti memegang bola. Kedua bayi disusui
bersamaan, di payudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh) bayi
ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan
posisi ini maka bayi tidak akan tersedak.
Langkah-langkah Menyusui yang benar
a.
Sebelum
menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan
areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga
kelembaban puting susu.
b.
Bayi
diletakkan menghadap perut ibu/payudara
· Ibu duduk dan berbaring santai. Bila
duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung
dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
· Bayi dipegang dengan satu lengan,
kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada
lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan
telapak tangan ibu.
·
Satu
tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu didepan
· Perut bayi menempel badan ibu, kepala
bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi)
·
Telinga
dan lengan bayi terletak pada satu garis lusrus
·
Ibu
menatap bayi dengan kasih sayang
c.
Payudara
dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah. Jangan
menekan puting susu atau areolanya saja.
d.
Bayi
diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara ;
·
Menyentuh
pipi dengan puting susu
·
Menyentuh
sisi mulut bayi
e.
Setelah
bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan
puting serta areola dimasukkan kemulut bayi
· Usahakan sebagian besar areola dapat
masuk kedalam mulut bayi sehingga puting susu berada dibawah langit-langit dan
lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak
dibawah areola.
· Setelah bayi mulai menghisap, payudara
tak perlu dipegang atau disangga bayi
f.
Melepas
isapan bayi
Setelah menyusui pad satu
payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti menyusui pada payudara yang
lain. cara melepas isapan bayi :
·
Jari
kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut
·
Dagu
bayi ditekan kebawah
g.
Menyusui
berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan (yang dihisap terkahir)
h.
Setelah
selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu
dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
i.
Menyendawakan
bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh)
setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi adalah :
· Bayi digendong tegak dengan bersandar
pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan
·
Bayi
tidur tengkurap dipangkuan ibu, kemuadian punggungnya ditepuk perlahan-lahan
Cara pengamatan teknik
menyusui yang benar
Menyusui dengan teknik yang tidak
benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal
sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Untuk
mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik yang benar, perhatikan :
·
Bayi
tampak tenang
·
Badan
bayi menempel pada perut ibu
·
Mulut
bayi terbuka lebar
·
Dagu
bayi menempel pada payudara ibu
·
Sebagian
besar areola masuk kedalam mulut bayi, areola bagian bawah lebih banyak yang
masuk
·
Bayi
nampak mengisap kuat dengan irama perlahan
·
Puting
susu ibu tidak terasa nyeri
·
Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis
lurus
·
Kepala
agak menengadah
Pengisapan yang buruk dapat mengakibatkan :
·
Puting
susu menjadi luka dan sakit
·
Air
susu tidak mencukupi
·
Bayi
menolak untuk menyusui
Lama dan frekuensi
menyusui
Sebaiknya bayi disusui
nir-jadwal (on demand), karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu
harus menyusui bayinya bila bayinya menangis bukan karena sebab lain (kencing,
kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu
menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7
menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya
bayi akan menyusu dengan jadwal yang tak teratur dan akan mempunyai pola
tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal
akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada
rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui nir-jadwal sesuai
kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja
diluar rumah dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering
disusukan pada malam hari akan memacu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan
besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua
payudara. Pesankan pada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa
kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui dimulai
dengan payudara yang terakhir disusukan
Selama menyusui sebaiknya
ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu
ketat.
10. MASALAH DALAM PEMBERIAN ASI
|
Masalah yang timbul selama menyusui
dapat dimulai sejak sebelum persalinan (periode antenatal), masa
pascapersalinan dini (masa nifas / laktasi), dan masa pascapersalinan lanjut.
Masalah menyusui dapat timbul pula karena keadaan-keadaan khusus. Dalam tulisan
ini akan diuraikan masalah menyusui yang dibagi menurut kelompok tersebut.
a.
Masalah menyusui pada masa antenatal
1.
Putting susu datar atau terbenam.
Untuk mengetahui apakah putting susu
datar, cubitlah areola di sisi putting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk.
Putting susu yang normal akan menonjol, namun putting susu yang datar tidak
menonjol. Tidak selalu ibu dengan putting susu datar mengalami kesulitan besar
waktu menyusui. Dengan pengalaman, banyak ibu yang tetap bisa memberikan ASI
kepada bayinya.
Bila dijumpai putting
susu datar, dilakukan :
·
usahakan
putting menonjol keluar dengan cara menarik dengan tangan (gerakan Hoffman), atau dengan menggunakan
pompa putting susu.
·
jika
tetap tidak bisa, usahakan agar tetap disusui dengan sedikit penekanan pada
bagian areola dengan jari sehingga membentuk "dot" ketika memasukkan
putting susu ke dalam mulut bayi. Bila terlalu penuh, ASI dapat diperas dahulu
dan diberikan dengan sendok atau cangkir. Dengan demikian, diharapkan putting
susu akan sedikit demi sedikit keluar dan lentur. Bila terjadi putting susu
terbenam, putting akan tampak masuk ke dalam areola sebagian atau seluruhnya.
Keadaan ini dapat disebabkan karena ada sesuatu yang menarik putting susu ke
arah dalam, misalnya tumor atau penyempitan saluran susu. Kelainan ini
seharusnya sudah diketahui sejak dini, paling tidak pada saat kehamilan,
sehingga dapat diusahakan perbaikannya.
Bila dijumpai putting susu terbenam,
diusahakan dengan cara :
·
lakukan
gerakan Hoffman, yaitu dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari di
daerah areola, kemudian dilakukan pengurutan menuju ke arah yang berlawanan
(walaupun hasilnya kadang-kadang kurang memuaskan).
·
dapat
menggunakan pompa putting susu atau jarum suntik 10 ml yang telah dimodifikasi,
setiap hari, untuk mencoba menghisap supaya putting susu menonjol keluar. Namun
harus dihindari rasa bosan atau lelah sewaktu mencoba mengeluarkan putting,
karena rasa bosan dan marah justru akan menyebabkan produksi ASI berkurang.
Karena itu harus dipertimbangkan benar, berapa lama ibu mencoba dengan cara seperti
ini.
2. Putting
susu tidak lentur.
Putting susu yang tidak lentur akan
menyulitkan bayi untuk menyusu. Meskipun demikian, putting susu yang tidak
lentur pada awal kehamilan seringkali akan menjadi lentur (normal) pada saat
menjelang atau saat persalinan, sehingga tidak memerlukan tindakan khusus.
Namun sebaiknya tetap dilakukan latihan seperti cara mengatasi putting susu
yang terbenam.
b. Masalah
menyusui pada masa pascapersalinan dini
1.
Putting susu lecet.
Putting susu lecet dapat disebabkan
trauma pada putting susu, selain itu dapat juga terjadi retak dan pembentukan
celah-celah. Retakan pada putting susu bisa sembuh sendiri dalam waktu 48 jam.
Bila dijumpai lecet atau jenis trauma lain pada putting susu, dikerjakan :
·
kalau
rasa nyeri dan luka lecet tidak terlalu berat, ibu bisa terus menyusui bayi.
·
putting
susu diolesi ASI dan biarkan mengering dengan sendirinya, jangan menggunakan BH
yang terlalu ketat.
·
apabila
terdapat rasa nyeri hebat, atau luka makin berat, putting susu yang sakit
diistirahatkan sampai memungkinkan untuk kembali menyusui bayi pada putting
susu yang sakit tersebut. Biasanya masa istirahat ini tidak lama, sekitar 24
jam.
·
selama
putting susu yang bersangkutan diistirahatkan, ASI dikeluarkan oleh ibu dengan
tangan. Sebaiknya jangan menggunakan pompa, karena menambah rasa nyeri dan
membuat luka bertambah parah. Untuk menghindari terjadinya putting susu nyeri
atau lecet, perhatikan beberapa hal di bawah ini :
·
setiap
kali hendak menyusui dan sesudah menyusui, putting susu diolesi dengan ASI.
·
jangan
membersihkan putting susu dengan sabun, alkohol, krim, dan obat-obatan yang
dapat merangsang kulit / putting susu.
·
lepaskan
hisapan bayi dengan cara yang benar, yaitu dengan menekan dagu bayi atau
memasukkan jari kelingking ibu yang bersih ke dalam mulut bayi.
2.
Payudara bengkak
Kadang-kadang payudara terasa
membengkak atau penuh. Hal ini terjadi karena edema ringan oleh hambatan vena
atau saluran limfe akibat ASI yang menumpuk di dalam payudara. Kejadian seperti
ini jarang terjadi kalau pemberian ASI sesuai dengan kemauan bayi.
Faktor-faktor lain yang menyebabkan payudara bengkak adalah : bayi tidak
menyusu dengan kuat, posisi bayi pada payudara salah sehingga proses menyusui
tidak benar, serta terdapat putting susu yang datar atau terbenam.
Jika terdapat hal-hal
seperti ini, dapat dilakukan :
a.
bayi
disusui, sehingga mengurangi rasa membengkak.
b.
setiap
kali menyusui payudara harus sampai kosong.
c.
gunakan
BH yang dapat menopang dengan nyaman.
d.
kompres
dingin dapat mengurangi rasa tidak enak.
e.
rasa
nyeri dapat juga dikurangi dengan obat analgesik.
f.
ASI
dapat diperas sedikit dengan tangan, frekuensi pengeluaran harus lebih sering.
g.
beritahu
ibu bahwa dalam waktu 1-2 hari keluhan akan reda.
3.
Saluran susu tersumbat
Saluran
susu tersumbat (obstructed duct) adalah keadaan di mana terjadi sumbatan pada
satu atau lebih saluran susu / duktus laktiferus yang dapat disebabkan oleh
beberapa hal, misalnya tekanan jari pada payudara waktu menyusui, pemakaian BH
yang terlalu ketat, dan komplikasi payudara bengkak yang berlanjut yang
menyebabkan terjadinya sumbatan. Pada ibu yang kurus, sumbatan ini tampak
sebagai benjolan yang teraba lunak.
Sumbatan saluran susu dapat dicegah dengan cara melakukan
:
·
perawatan payudara pasca
persalinan secara teratur.
·
memakai BH yang menopang dan
tidak terlalu ketat.
·
mengeluarkan ASI dengan
tangan atau pompa bila setelah menyusui
payudara masih terasa penuh. Bila ibu merasa nyeri, dapat dikompres dengan air
hangat dan dingin, yaitu kompres hangat sebelum menyusui supaya bayi lebih mudah
mengisap putting susu, dan kompres dingin setelah menyusui untuk mengurangi
rasa nyeri dan pembengkakan. Sumbatan saluran susu dapat berlanjut menjadi
mastitis, karena itu perlu dirawat dengan baik.
4.
Mastitis dan abses payudara
Mastitis adalah peradangan
pada payudara. Bagian yang terkena menjadi merah, bengkak, nyeri dan panas.
Temperatur badan ibu meninggi, kadang disertai menggigil. Kejadian ini biasanya
terjadi 1-3 minggu setelah melahirkan, akibat lanjutan dari sumbatan saluran
susu. Bila mastitis berlanjut, dapat terjadi abses payudara. Ibu tampak sakit
lebih parah, payudara lebih merah dan mengkilap, benjolan tidak lagi sekeras
pada mastitis, tetapi mengandung cairan (pus).
Cara mengatasi mastitis
:
-
dokter
memberikan pengobatan antibiotika dan simptomatik terhadap nyeri
-
kompres
hangat
-
ibu
cukup istirahat dan banyak minum
-
sebelum
terbentuk abses, menyusui harus terus diteruskan, dimulai dari bagian yang
sakit. Jika sudah terjadi abses, payudara yang sakit tidak boleh disusukan,
mungkin perlu juga tindakan bedah. Tapi payudara yang sehat harus tetap
digunakan menyusui, dengan perawatan dan kebersihan yang sebaik mungkin.
Tindakan yang harus
segera dilakukan pada abses payudara adalah :
-
merujuk
ibu ke dokter bedah untuk dilakukan insisi
dan drainase pus
-
pemberian
antibiotik dosis tinggi serta simptomati analgesik/antipiretik
-
ibu
harus cukup beristirahat
-
bayi
dihentikan menyusu pada payudara yang sakit, sementara pada payudara yang sehat
diteruskan.
c. Masalah
menyusui pada masa pascapersalinan lanjut
1.
Sindrom ASI kurang.
Sindrom ASI kurang adalah
keadaan di mana ibu merasa bahwa ASI-nya kurang, dengan berbagai alasan yang
menurut ibu merupakan tanda tersebut, misalnya :
- payudara kecil, padahal ukuran payudara
tidak menggambarkan kemampuan ibu untuk memproduksi ASI. Ukuran payudara
berhubungan dengan beberapa faktor, misalnya faktor hormonal (estrogen dan
progesteron), keadaan gizi, dan faktor keturunan. Hormon estrogen akan
menyebabkan pertumbuhan saluran susu dan penimbunan lemak, sedangkan hormon
progesteron memacu pertumbuhan kelenjar susu. Masukan makanan yang berlebihan
terutama energi akan ditimbun sebagai lemak, sehingga payudara akan bertambah
besar, sebaliknya penurunan masukan energi, misalnya karena penyakit, akan
menyebabkan berkurangnya timbunan lemak termasuk di payudara, sehingga ukuran
payudara berkurang. Seberapapun ukuran payudara seorang wanita, tetap dianggap
normal, kecuali jika ada kelainan tertentu misalnya tumor. Ukuran payudara
ideal sangat dipengaruhi faktor lingkungan atau penilaian masyarakat setempat.
- ASI
yang tampak berubah kekentalannya, misalnya lebih encer, disangka telah
berkurang, padahal kekentalan ASI bisa saja berubah-ubah.
- Payudara
tampak mengecil, lembek atau tidak penuh / merembes lagi, padahal ini suatu
tanda bahwa produksi ASI telah sesuai dengan keperluan bayi.
- Bayi sering menangis disangka kekurangan
ASI, padahal bayi menangis bisa karena berbagai penyebab.
- Bayi lebih sering minta diteteki, kecuali
karena ASI memang lebih mudah dicerna, juga bayi memang memerlukan ASI yang
cukup untuk tumbuh kembang, dan yang penting : masalah menyusui bukan hanya
memberi makan bayi, tetapi karena bayi juga memerlukan belaian, kehangatan dan
kasih sayang.
- Bayi
minta disusui pada malam hari, hal ini memang penting, karena bayi memerlukan
dekapan dan ASI pada malam hari, selain itu menyusui pada malam hari akan
memperbanyak produksi ASI dan mengurangi kemungkinan sumbatan payudara.
- Bayi
lebih cepat selesai menyusu dibanding sebelumnya, hal ini karena bayi telah
lebih terbiasa menyusu.
Jika ada keluhan-keluhan
semacam ini, cobalah mengadakan evaluasi dan pendekatan psikologis seperti
tersebut di atas, serta coba dievaluasi juga hal-hal berikut :
1)
ibu
jangan merokok, karena merokok mengurangi produksi ASI,
2)
kalau
ibu menggunakan pil KB, cobalah berkonsultasi dengan dokter,
3)
jangan
menggunakan alat bantu putting susu, karena akan membingungkan dan melelahkan
bayi, serta mengurangi produksi ASI,
4)
teruskan
menyusui dengan sabar dan sesering mungkin, karena akan memperbanyak produksi
ASI,
5)
cobalah
menyusui dengan payudara pertama selama kurang lebih 10 menit, kemudian
payudara kedua selama kurang lebih 20 menit, karena saat awal bayi lebh kuat
menyusu,
6)
menyusui
dimulai dari payudara yang terakhir disusukan secara berganti-ganti,
7)
jangan
memberikan susu buatan, karena akan membingungkan bayi,
8)
ibu
harus banyak beristirahat,
9)
ibu
harus lebih banyak minum,
10)
perhatikan
kecukupan gizi makanan,
11)
ibu harus tenang, santai, jangan tegang /
stress, karena ketegangan dan kecemasan akan mengurangi produksi ASI,
12)
ibu
harus menyusui dalam suasana yang nyaman.
2. Bingung putting.
Bingung putting
("nipple confusion") adalah suatu keadaan yang terjadi karena bayi
mendapat susu formula dalam botol berganti-ganti dengan menyusu ibu. Peristiwa
ini terjadi karena proses menyusu pada putting ibu berbeda dengan menyusu pada
botol. Menyusu pada putting memerlukan kerja otot-otot pipi, gusi,
langit-langit dan lidah, sebaliknya menyusu pada botol akan membuat bayi pasif
menerima susu karena dot sudah berlubang di ujungnya.
Tanda-tanda bayi bingung
putting adalah :
Ø bayi mengisap putting seperti mengisap
dot, lemah, terputus-putus, sebentar
Ø atau dapat juga bayi menolak menyusu
Karena itu, untuk menghindari bayi bingung putting, perlu dilakukan :
Ø jangan menggunakan susu formula tanpa
indikasi yang sangat kuat.
Ø kalau terpaksa harus memberikan susu
formula, berikan dengan sendok atau pipet, jangan sekali-kali menggunakan botol
atau kempengan.
3. Bayi sering menangis.
Menangis adalah cara bayi
berkomunikasi dengan dunia di sekitarnya. Karena itu bila bayi sering menangis,
perlu dicari sebabnya, yaitu dengan:
v perhatikan, mengapa bayi menangis,
apakah karena laktasi belum berjalan dengan baik, atau karena sebab lain,
seperti ngompol, sakit, merasa jemu, ingin digendong atau disayang ibu
v keadaan-keadaan itu merupakan hal yang
biasa, ibu tidak perlu cemas, karena kecemasan ibu dapat mengganggu proses
laktasi karena produksi ASI berkurang.
v cobalah mengatasi dengan memeriksa
pakaian bayi, mungkin perlu diganti karena basah, coba mengganti posisi bayi
menjadi tengkurap, atau bayi digendong dan dibelai.
v mungkin bayi belum puas menyusu karena
posisi bayi tidak benar waktu menyusu, akibatnya ASI tidak keluar dengan baik.
v Bayi menangis mempunyai maksud menarik
orang lain (terutama ibunya) karena sesuatu hal : lapar, ingin digendong dan
sebagainya. Oleh sebab itu jangan membiarkan bayi menangis terlalu lama. Bayi
akan menjadi lelah, menyusu tidak sempurna, dan jika ibu cemas atau kesal,
produksi ASI juga akan terganggu. Jika bayi menangis, ibu harus segera
memeriksa keadaan bayi. Secara psikologis ini penting, karena bayi akan
mempunyai kesan bahwa ibunya memperhatikannya.
4. Bayi
tidak cukup kenaikan berat badannya
ASI adalah makanan pokok
bayi sampai usia 4-6 bulan. Karena itu bayi usia 4-6 bulan yang hanya mendapat
ASI saja perlu dipantau berat badannya paling tidak sebulan sekali. Bila ASI
cukup, berat badan anak akan bertambah (anak tumbuh) dengan baik. Untuk
memantau kecukupan ASI dengan memantau berat badan, dapat digunakan Kartu
Menuju Sehat untuk anak. Untuk mencegah berat badan yang tidak cukup naik, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
perhatikan
apakah bayi termasuk bayi yang menyusu lama, atau cepat.
ibu
jangan segera menghentikan memberi ASI hanya karena merasa bayi sudah cukup
lama menyusu, karena sebenarnya mungkin bayi masih mau terus menyusu.
setelah
bayi menyusu dan kemudian berhenti atau tidur, cobalah menyusukan kembali
dengan menidurkan bayi telentang, gosok pelan perutnya atau gerakkan kaki atau
tangannya, seringkali bayi akan bangun kembali dan menyusu lagi.
perhatikan
teknik menyusui ibu, apakah sudah benar, bila masih salah harus diperbaiki.
Bila berat badan anak tidak naik, konsultasikan ke dokter / dokter spesialis anak
untuk mendapatkan saran selanjutnya.
5.
Ibu bekerja
Sekarang banyak ibu yang
bekerja, sehingga kemudian menghentikan menyusui dengan alasan pekerjaan.
Sebenarnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk ibu yang bekerja,
sebagai berikut :
sebelum
berangkat kerja, susuilah bayi.
ASI
yang berlebihan dapat diperas atau dipompa, kemudian disimpan di lemari
pendingin untuk diberikan pada bayi saat ibu bekerja.
selama
ibu bekerja, ASI dapat diperas atau dipompa dan disimpan di lemari pendingin di
tempat kerja, atau diantar pulang.
beberapa
kantor atau instansi ada yang menyediakan tempat penitipan bayi dan anak. Ibu
dapat memanfaatkannya untuk kelestarian menyusui.
setelah
ibu di rumah, perbanyak menyusui, termasuk pada malam hari.
kalau
anak sudah mendapatkan makanan pendamping ASI, saat ibu tidak ada di rumah
dapat dimanfaatkan untuk memberikan makanan pendamping, sehingga kemungkinan
menggunakan susu formula lebih kecil.
perawat
bayi dapat membawa bayi ke tempat ibu bekerja bila memungkinkan
hendaknya
ibu banyak beristirahat, minum cukup, makan gizi cukup, untuk menambah produksi
ASI.. Petugas rumah sakit yang menitipkan anaknya di tempat penitipan tidak
perlu kuatir menyusui bayinya, dengan alasan takut menularkan penyakit pada
anaknya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
tidak
semua penyakit ditularkan melalui kontak langsung
ibu
yang sakit pun tetap dianjurkan untuk menyusui bayinya, apalagi ibu yang masih
sehat dan bekerja sebagai petugas kesehatan.
seharusnya
ibu yang bekerja di bidang kesehatan mengerti tentang kebersihan diri setelah
merawat pasien, untuk pencegahan infeksi / penularan.
Masalah menyusui pada keadaan khusus
a. Ibu
melahirkan dengan sectio cesarea
Pada beberapa keadaaan
persalinan diperlukan tindakan sectio cesarea. Persalinan dengan cara ini dapat
menimbulkan masalah menyusui, baik terhadap ibu maupun bayi. Ibu pasca sectio
cesarea dengan anestesia umum tidak mungkin segera dapat menyusui bayinya,
karena ibu belum sadar akibat pembiusan. Bila keadaan ibu mulai membaik / sadar,
penyusuan dini dapat segera dimulai dengan bantuan tenaga perawat.
Bayi pun mengalami akibat
yang serupa dengan ibu apabilatindakan tersebut menggunakan pembiusan umum,
karena pembiusan yang diterima ibu dapat sampai ke bayi melalui plasenta,
sehingga bayi yang masih lemah akibat pembiusan juga akan mendapat tambahan
narkose yang terkandung dalam ASI, sementara ibu masih belum sadar. Jika ibu
dan anak sudah sadar dan keadaan umumnya baik, dapat dilakukan perawatan
gabung. Posisi menyusui yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
v ibu dapat dalam posisi berbaring
miring dengan bahu dan kepala yang ditopang bantal, sementara bayi disusukan
dengan kakinya ke arah ibu.
v apabila ibu dapat duduk, bayi dapat
ditidurkan di bantal di atas pangkuan ibu dengan posisi kaki bayi mengarah ke
belakang ibu di bawah lengan ibu.
v dengan posisi memegang bola
("football position") yaitu ibu telentang, bayi berada di ketiak ibu
dengan kaki ke arah atas dan tangan ibu memegang kepala bayi.
b.
Ibu sakit
Pada
umumnya ibu sakit bukanlah alasan untuk menghentikan menyusui, karena bayi
telah dihadapkan pada penyakit ibu sebelum gejala timbul dan dirasakan oleh
ibu. Kecuali itu ASI justru akan melindungi bayi dari penyakit. Ibu memerlukan
bantuan orang lain untuk mengurus bayi dan keperluan rumah tangga, karena ibu
juga memerlukan istirahat yang lebih banyak.
Sebaiknya ibu mengatakan pada dokter yang mengobati penyakitnya, bahwa
ibu sedang menyusui, karena banyak obat yang bisa terkandung dalam ASI dan
dapat mempengaruhi bayi.
c.
Bayi kembar
Ibu bayi
kembar harus diyakinkan bahwa ia akan sanggup menyusui bayi-bayinya. Mula-mula
ibu dapat menyusui seorang demi seorang, tetapi sebenarnya ibu dapat menyusui
sekaligus berdua. Salah satu posisi yang mudah untuk menyusui ialah dengan
posisi memegang bola ("football position"). Jika ibu menyusui
bersama-sama, bayi haruslah menyusu pada payudara secara berganti-ganti, jangan
hanya menetap pada satu payudara saja. Alasannya ialah, kecuali memberikan
variasi kepada bayi, juga kemampuan menyusu masing-masing bayi mungkin berbeda,
sehingga harus dicapai perangsangan putting yang optimal. Meskipun football
position merupakan cara yang baik, ibu sebaiknya mencoba posisi lain secara
berganti-ganti. Susuilah bayi secara lebih sering, selama waktu yang diinginkan
masing-masing bayi, umumnya 15-30 menit setiap kali menyusui. Kalau salah
seorang bayi harus dirawat di rumah sakit, susukanlah bayi yang di rumah pada
satu payudara, kemudian ASI diperas dari payudara lainnya untuk bayi yang
dirawat itu. Ibu sebaiknya mempunyai
pembantu, agar tidak lelah.
d.
Bayi prematur dan bayi berat lahir rendah
Bayi
berat lahir rendah dan prematur mempunyai masalah menyusui karena refleks
mengisapnya masih lemah, karena itu susuilah bayi lebih sering, meski waktu
menyusunya tidak lama. Mula-mula sentuhlah langit-langit bayi dengan jari ibu
yang bersih untuk merangsang mengisap.
Jika bayi dirawat di rumah sakit, seringlah ibu mengunjungi, melihat,
mengusap bayi dengan kasih sayang, jika mungkin susukan juga secara langsung,
atau ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa kemudian diberikan menggunakan
sendok atau cangkir.
e.
Bayi sumbing
Pendapat
yang mengatakan bahwa bayi sumbing tidak dapat menyusu tidaklah benar. Bilamana
bayi mengalami sumbing pada palatum molle, bayi dapat menyusu tanpa kesulitan
dengan posisi khusus. Demikian pula bila bayi menderita sumbing pada bibir.
Keadaan yang sulit adalah bila sumbing terjadi pada bibir, langit-langit keras
dan lunak (palatum durum dan palatum molle) sehingga bayi sulit menyusu dengan
baik. Ibu harus tetap mencoba menyusui bayinya, karena bayi masih mungkin bisa
menyusu dengan kelainan seperti ini. Keuntungan khusus untuk keadaan ini ialah,
bahwa menyusu melatih kekuatan otot rahang dan lidah, sehingga membantu
perkembangan bicara. Kecuali itu menyusu mengurangi kemungkinan terjadinya
otitis media, yang umumnya mudah terjadi pada bayi dengan palatoskisis.
Posisi menyusui yang dianjurkan pada bayi sumbing adalah :
posisi
bayi duduk
pegang
putting susu dan areola selagi menyusui, untuk membantu bayi mendapat ASI yang
cukup.
ibu
jari ibu dapat dipakai sebagai penyumbat celah pada bibir bayi
bila
bayi menderita sumbing pada bibir dan langit-langit (labiopalatoskisis), ASI
dikeluarkan dengan manual / pompa, kemudian diberikan dengan sendok / pipet,
atau botol dengan dot yang panjang sehingga ASI dapat masuk dengan sempurna.
Dengan cara ini bayi akan belajar mengisap dan menelah ASI, menyesuaikan dengan irama pernapasannya.
Dengan cara ini bayi akan belajar mengisap dan menelah ASI, menyesuaikan dengan irama pernapasannya.
f.
Bayi sakit
Bayi
yang sakit mungkin tidak diperbolehkan mendapatkan makanan per oral dengan
indikasi khusus, tetapi pada umumnya bayi masih diperbolehkan mendapatkan ASI.
Dengan demikian, ASI harus tetap diberikan. Bahkan pada penyakit tertentu
seperti diare, pemberian ASI justru penting. Bayi yang mendapat ASI jarang
menderita mencret. Bayi normal buang air besar 6 kali sehari, lembek, hal itu
bukanlah mencret. Tidak ada alasan sama sekali untuk menghentikan ASI karena
telah terbukti bahwa ASI tidak merugikan bagi bayi yang mencret, justru
memberikan banyak keuntungan. Bayi yang mencret memerlukan cairan rehidrasi
yang cukup, dan mungkin memerlukan tatalaksana khusus sesuai dengan keadaan
anak. Telah dibuktikan, bahwa ASI dapat diterima dengan baik oleh anak yang
muntah dan mencret. ASI mempunyai manfaat untuk anak dengan diare, karena :
v ASI dapat digunakan untuk mengganti
cairan yang hilang.
v ASI mengandung zat-zat gizi yang
berguna memenuhi kecukupan zat gizi selama diare yang dengan sendirinya
diperlukan untuk penyembuhan dan pertumbuhan.
v ASI mengandung zat kekebalan terhadap
kuman penyebab diare.
v ASI mengandung zat yang bermanfaat
untuk pertumbuhan sel selaput lendir usus yang biasanya rusak akibat diare.
Anak menderita diare yang mendapat ASI, lamanya diare lebih pendek serta lebih
ringan dibanding anak yang tidak mendapat ASI. Kecuali diare, bayi seringkali
menderita muntah. Muntah pada bayi dapat disebabkan berbagai hal. Tatalaksana
khusus tergantung pada latar belakang penyebabnya. Menyusui bukanlah
kontraindikasi untuk anak muntah, dan anak dengan muntah dapat menerima ASI dengan
baik. Susuilah bayi dalam posisi duduk, sedikit-sedikit tetapi lebih sering.
Buat bayi bersendawa seperti biasanya, tetapi jangan menggoyang-goyang badan
bayi, karena dapat merangsang muntah kembali. Kalau ibu ingin menidurkan bayi,
tidurkan dalam posisi tengkurap atau miring, karena posisi telentang
memungkinkan bayi tersedak akibat muntah yang terjadi.
g.
Bayi kuning / ikterik
Ikterus
adalah manifestasi hiperbilirubinemia yang bisa dilihat, yaitu pada kulit dan
sklera. Pada orang dewasa ikterus terjadi bila kadar bilirubin serum mencapai 2
mg/dl atau lebih, sementara pada bayi baru lahir ikterus jarang timbul sebelum
kadar bilirubin serum mencapai 7 mg/dl. Bilirubin berasal dari katabolisme
protein heme, yang berasal dari hemoglobin, mioglobin, sitokrom, katalase dan
triptofan pirolase. Sebagian besar berasal dari hemoglobin dalam eritrosit.
Bayi baru lahir menghasilkan bilirubin kira-kira 8.5 mg/kgBB/hari, kira-kira 2
kali lipat produksi orang dewasa yang sekitar 3.6 mg/kgBB/hari.
Beberapa faktor penyebab dinyatakan berhubungan dengan hiperbilirubinemia
pada bayi mendapat ASI yaitu:
aktifitas
senyawa pregnane-3-a, 20-b-diol yang ditemukan dalam ASI.
kadar
lipoprotein lipase yang tinggi pada ASI bayi hiperbilirubinemia, diduga sebagai
penghambat aktifitas konjugasi bilirubin.
enzim
glukoronil transferase diduga menghambat fungsi kandungan asam lemak rantai
panjang non-ester dalam ASI
keadaan
kekurangan cairan maupun kalori pada bayi mendapat ASI pada hari-hari pertama
setelah lahir diduga sebagai faktor penyebab hiperbilirubinemia.
kandungan
enzim b-glukoronidase dalam ASI, diduga memegang peranan dalam terjadinya
hiperbilirubinemia. Enzim ini mengubah bilirubin indirek dalam intestinum
menjadi bilirubin direk untuk diabsorpsi kembali.
EVALUASI
|
1. Sinus
laktiferus terdapat pada:
a. Korpus
b. Areolla
c. Papilla
d. Puting
2. Alveolus
terdapat pada:
a. Korpus
b. Areolla
c. Papilla
d. Puting
3. Dukungan bidan dalam pemberian ASI
yaitu:
a.
Menempatkan bayi terpisah dari ibunya
b.
Memberikan ASI pada bayi dengan terjadwal.
c.
Memberikan susu botol
d.
Menghindari susu botol dan “dot empeng”.
4. Hisapan
bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa pra-kehamilan, merupakan manfaat ASI, pada:
a.
Bayi
b.
Ibu
c.
Keluarga
d.
Masyarakat
5. Menghemat
devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lain
untuk persiapannya, merupakan manfaat ASI pada:
a. Bayi
b. Ibu
c. Keluarga
d. Masyarakat dan negara
6. Upaya
memperbanyak ASI, kecuali
a. Hindari susu botol
b. Tekhnik menyusui yang benar
c. Pemberian ASI 6 jam setelah lahir
d. Memberikan ASI pada bayi sesering
mungkin
7. ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan
seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, disebut
a.
Kolostrum
b.
Air susu masa peralihan
c.
Air susu matur
d.
Air susu basi
suster saya mae bertanya.
BalasHapusmengapa tidak diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun pada puting susunya?
mank apa akibatnya suster kalau itu dioleskan?
apalagi sabun thu suster.
mengapa suster?
kau kok bisa balas ris
BalasHapusako kok engak??????
cape'dehhhhh
Hapuskwkwkwkwkwkwk
Hapus:P
suster
BalasHapusklw proses laktasi ini
kok bnyak X topiknya?????
brapa X pertemuan ini suster?????????
suster, kalau bayi baru lahir normal harus langsung di kasih ASI.
BalasHapusjd, kalau ibu yg melahirkan secara cesar gimana suster ???????
dan kalau puting susu ibu tsbt masuk kedalam gimana suster ?????
suster....
BalasHapuslengkap y nd bagus!!
oh y suster penyebab sumbing itu apa??
suster..
BalasHapuskeren bnget blok'a..
o ya suster aku nnyk ni ya....
apa hubungan'a hisapan bayi terhadap payudara ibu dengan uterus ibu??
pa yg mempengaruhi hal tersebut?????
Sr, mw nanya ni,
BalasHapusprnh Q liat ibu menyusui, saat menghentikan anaknya menyusu. di kasih obat pada Payudara si Ibu,
apa tu G berbahaya pada Si ibu ato pun si bayi??????
suster...
BalasHapussaya mw nanya...
apabila pada saat menolong persalinan,bayi yang lahir warna kulitnya kuning/ikterik,apa pertolongan pertama yang bisa kita lakukan suster?
n apabila warna kulitnya belum kembali normal setelah satu minggu,apakah itu masih bisa kita tangani atau langsung kita rujuk suster?
makasih suster...
suster.,.,.
BalasHapussUster kEajaiban ASI aP ...???
BalasHapussusah X pun suster mainnya..
BalasHapussuster
BalasHapusjawabanya:
1.B
2.A
3.D
4.B
5.D
6.C
7.C
mau nanya suster..
ibu nifas yg tdak dpat mnghasilkan ASI apakah dpat mngkonsumsi obat yg dpt mnghsilkan ASI??
apakah obat tersebut tidak brpngaruh kpda ksehatan bayi dan ibunya sndri??
sejauh ini tidak, karena yg d berikan adalah hormon yg dapat meningkatkan produksi asi
HapusSuster..
BalasHapuswaktu saya dinas di EA, ada ibu yang melahirkan dengan caesar..
sudah 3 hari setelah melahirkan tapi ASI ny belum juga keluar..
apa yang menyebabkan hal itu suster ?
apakah kalau caesar memang harus membutuhkan obat untuk perangsang ASI kalau tidak perlu berapa lama ASI pada ibu yang caesar akan mulai keluar ??
kemudian ada juga yang mengeluh nyeri ulu hati dan ASI ny juga belum keluar suster..
apa ada hubunganny tidak keluarny ASI dengan nyeri ulu hati yang dirasakan ibu tersebut ??
suster :).........
BalasHapusini rista kristiani
suster ini else anasari sitorus
BalasHapus:)
suster ni pebry nim 11.087......
BalasHapusGBU ........
siang suster.....
BalasHapusSr, apa yang mengakibatkan ibu itu koma setelah operasi sc?????
BalasHapusbanyak
Hapussalah satunya apa suster...
Hapusikutan aja suster...
Hapushe..
selamat siang suster , saya Laura Sitorus , AKBID II-B . GBUS :)
BalasHapussr, saya ester sonalia, ingin bertnya ttg manfaat pemberian ASI trhdap ibu pda point k 8."Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat manfaat fisik dan manfaat emosional".
BalasHapusmanfaat fisik n manfaat emosional yang bagaimna yg d mksud sr??
manfaat fisikx proses involusi berlangsun terus dan cepat psikologisx ada kepuasan dari segi peran sebagai ibu dan jalinan kasih antara ibu dan anak dpt berlangsung baik
Hapussuster ini willi dian
BalasHapussuster ini Eslita NIM 11.064 ;)
BalasHapussuster saya mau tanya
BalasHapuskan td ada di blog_a sr bahwa bayi sumbing tidaklah sulit mendapatkan ASI apalagi hanya pada pallatum molle dengan cara posisi khusus
posisi khusus yang bagaimana itu suster?
Selamat siang suster, saya Ester Febrina (11.015)
BalasHapusMau bertanya,
Kemarin saudara saya (Am) hamil anggur (mola) dan sudah di kuret kurang lebih 10 bln yang lalu. Sekarang dia mau hamil lagi, apa itu beresiko buat kandungannya suster ?
terima kasih. GBU
suster knapa produksi bilirubin bayi lebih besar daripada orang dewasa suster,tepatnya 2kli lipat ?
BalasHapussuster..ne devi erlitna [11.056]
BalasHapussaya mau bertanya ne suster
apa hubungannya melakukan pijat bayi dengan memperbanyak produksi ASI?
suster...
BalasHapussaya mau bertanya...
bou saya kmaren melahirkan...
trusss bayinya ga mau menyusu suster...
jadi bou saya trus maksa...tapi si bayi tetep gag mau suster...
padahal puting susu bou saya bagus,menonjol kok suster...
tapi knapa bayinya tetep ga mau yahhh suster...
akhirnya ASI bou saya itu ga da lagi suster,knpa bisa kayag gtu yahh suster???
akhirnya si bayi diberi susu formula....
suster..
BalasHapuskoq susu yang diperas kemudian di simpan di lemari es..
itukan dingin tuh suster..
gpp tuh koq harus diberikan kepada bayinya..
kloq di panaskan bisa suster?
hehehehe..
:)
suster..
BalasHapusapa hubungan depresi postpartum dengan hal merasa tersisihkan??
kenapa ibu itu dapat berpikiran demikian???
Sore suster,,,
BalasHapusni Ronika
siang suster,,
BalasHapussuster mau tany
seperti khasusnya si petra nella itu,
jka ibu mengalami seperti itu
asuhan yg bagaiman yg harus kta beri pada ibu tersebut?
apakah ada kemungkinan ibu tersebut dapt
sembuh seperti biasanya?
m'kasih y suster!!!!!!!!!
pagi suster
BalasHapussaya Silpia Kristiani
suster..
BalasHapusini jawaban soal suster yang di atas
1.A
2.B
3.D
4.B
5.D
6.C
7.C