Senin, 03 September 2012

anti depresan



Antidepresan
        Depresi berat memerlukan terapi dan pada sebagian besar kasus, manfaat terapi melebihi risikonya.  Antidepresan trisiklik seperti amitriptilin, doksepin, imipramin, dan nortriptilin sering digunakan untuk gangguan-gangguan depresi.  Efek samping pada ibu adalah hipotensi ortostatik dan konstipasi.  Sedasi juga sering terjadi, sehingga obat golongan ini sangat bermanfaat bagi masalah tidur yang berkaitan dengan depresi.  Inhibitor monoamin oksidase (MAOI) adalah antidepresan yang sangat efektif yang semakin jarang digunakan karena menyebabkan hipotensi ortostatik.  Pengalaman dengan inibitor selektif ambilan ulang serotonin (selective serotonin reuptake inhibitors, SSRI), termasuk fluoksetin dan sertralin, menyebabkan obat golongan ini menjadi terapi primer bagi sebagian besar penyakit depresi.  Obat-obat ini tidak menimbulkan hipotensi ortostatik atau sedasi sehingga lebih disukai daripada antidepresan lain.

Antipsikotik
         Wanita dengan sindrom-sindrom kejiwaan yang berat seperti skizofrenia, gangguan skizoafektif, atau gangguan bipolar sangat mungkin memerlukan terapi antipsikotik selama kehamilan.  Antipsikotik tipikal adalah golongan antagonis dopamine.  Klozapin adalah satu-satunya antipsikotik atipikal yang tersedia, dan obat ini memiliki kerja yang berbeda tetapi tidak diketahui.  Potensi dan efek samping berbagai antipsikotik berbeda-beda.  Obat-obat yang berpotensi lebih rendah, klorpromazin dan tioridazin, memiliki efek antikolinergik yang lebih besar serta bersifat sedatif.

Litium
         Keamanan litium selama kehamilan masih diperbebatkan.  Selain kekhawatiran tentang teratogenesitas, juga perlu dipertimbangkan indeks terapetiknya yang sempit.  Pernah dilaporkan toksisitas litium pada neonatus yang mendapat ASI.
Benzidiazepin
        Obat golongan ini mungkin diperlukan selama kehamilan bagi wanita dengan gangguan cemas yang parah atau untuk pasien psikotik yang agitatif atau mengamuk.  Diazepam mungkin menyebabkan depresi neurologis berkepanjangan pada neonatus apabila pemberian dilakukan dekat dengan kelahiran.
Terapi Kejut Listrik (Elektroconvulsive Therapy, ECT)
       Terapi dengan kejutan listrik untuk depresi selama kehamilan kadang-kadang diperlukan pada pasien dengan gangguan mood mayor yang parah dan tidak berespon terhadap terapi farmakologis.  Hasil diperoleh dengan menjalani 11 kali terapi dari umur kehamilan 23-31 minggu.  Mereka menggunakan tiamilal dan suksinilkolin, intubasi, dan ventilasi bantuan setiap kali terapi.  Mereka mendapatkan bahwa kadar epinefrin, norepinefrin, dan dopamine plasma meningkat 2-3 kali lipat dalam beberapa menit kejutan listrik.  Walaupun demikian, rekaman frekuensi denyut jantung janin serta frekuensi jantung, tekanan darah, dan saturasi oksigen ibu tetap normal.  Miller (1994) mengkaji 300 laporan kasus terapi kejut listrik selama kehamilan mendapatkan bahwa penyulit terjadi pada 10%.  Penyulit-penyulit tersebut antara lain adalah aritmia transien jinak pada bayi, perdarahan pervaginam ringan, nyeri abdomen, dan kontraksi uterus yang swasirna.  Wanita yang kurang dipersiapkan juga berisiko lebih besar mengalami aspirasi, kompresi aortokava, dan alkalosis respiratorik.  Langkah-langkah pengkajian penting adalah pengkajian servik, penghentian obat antikolinergik yang tidak esensial, pemantauan frekuensi denyut jantung janin dan uterus, hidrasi intravena, pemberian antasida cair, dan pasien dobaringkan miring kiri.  Selama prosedur, hindari hiperventilasi berlebihan dan jalan napas harus dilindungi.


2.12 Penatalaksanaan Psikosa
      1. Pengobatan etiologik harus sedini mungkin dan di samping faal otak dibantu agar tidak terjadi kerusakan otak yang menetap.
      2. Peredaran darah harus diperhatikan (nadi, jantung dan tekanan darah), bila perlu diberi stimulansia.
      3. Pemberian cairan harus cukup, sebab tidak jarang terjadi dehidrasi. Hati-hati dengan sedativa dan narkotika (barbiturat, morfin) sebab kadang-kadang tidak menolong, tetapi dapat menimbulkan efek paradoksal, yaitu klien tidak menjadi tenang, tetapi bertambah gelisah.
      4. Klien harus dijaga terus, lebih-lebih bila ia sangat gelisah, sebab berbahaya untuk dirinya sendiri (jatuh, lari dan loncat keluar dari jendela dan sebagainya) ataupun untuk orang lain.
      5. Dicoba menenangkan klien dengan kata-kata (biarpun kesadarannya menurun) atau dengan kompres es. Klien mungkin lebih tenang bila ia dapat melihat orang atau barang yang ia kenal dari rumah. Sebaiknya kamar jangan terlalu gelap , klien tidak tahan terlalu diisolasi.
      6. Terdapat gejala psikiatrik bila sangat mengganggu.
2.13 Penularan
      Sampai saat ini tidak diketahui  penularan dari gangguan jiwa psikosa
2.14 Pencegahan Psikosa Dalam Kehamilan
ü  Informasi
ü  ANC rutin
ü  Nutrisi
ü  Penampilan
ü  Aktivitas
ü  Relaksasi
ü  Senam hamil
ü  Latihan pernafasan
C.Psikoneurosa
2.15  Pengertain
         Neurosis kadang-kadang disebut psikoneurosis dan gangguan jiwa (untuk membedakannya dengan psikosis atau penyakit jiwa. Menurut Singgih Dirgagunarsa (1978 : 143),  Neurosis adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian dari kepribadian, sehingga orang yang mengalaminya masih bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa sehari-hari atau masih bisa belajar, dan jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.
Dali Gulo (1982 : 179), berpendapat bahwa neurosis adalah suatu kelainan mental, hanya memberi pengaruh pada sebagaian kepribadian, lebih ringan dari psikosis, dan seringkali ditandai dengan : keadaan cemas yang kronis, gangguan-gangguan pada indera dan motorik, hambatan emosi, kurang perhatian terhadap lingkungan, dan kurang memiliki energi fisik, dst.
Neurosis, menurut W.F. Maramis (1980 : 97), adalah suatu kesalahan penyesuaian diri secara emosional karena tidak diselesaikan suatu konflik tidak sadar.
Berdasarkan pendapat mengenai neurosis dari para ahli tersebut dapat diidentifikasi pokok-Pokok pengertian mengenai neurosis sebagai berikut.
  1. Neurosis merupakan gangguan jiwa pada taraf ringan.
  2. Neurosis terjadi pada sebagian aspek kepribadian.
  3. Neurosis dapat dikenali gejala-gejala yang menyertainya dengan ciri khas kecemasan.
  4. Penderita neurosis masih mampu menyesuaikan diri dan melakukan aktivitas sehari-hari.
2.16 Penyebab
Psikoneurosa  adalah gangguan yang terjadi hanya  karena gangguan pada sebagian kepribadian, maka yang bersangkutan masih bisa melakukan pekerjaan/aktivitas sehari-hari. Sebenarnya psikoneurosis bukanlah suatu penyakit, yang bersangkutan masih dapat kita sebut normal. Yang diderita (bersangkutan) adalah ketegangan pribadi yang terus terjadi sebagai akibat konflik yang berkepanjangan. Orang tersebut tidak dapat mengatasi konflik yang tidak kunjung reda yang pada taraf terakhir menjadi neurosis (suatu kelainan mental dengan kepribadian terganggu yang ringan seperti cemas yang kronis, hambatan emosi, sukar tidur, kurang perhatian terhadap lingkungan dan kurang memiliki energi). Ada kalanya penyakit ini baru timbul setelah lama penyebabnya terjadi atau sama sekali tidak ingat lagi, atau telah diendapkan dalam alam ketidaksadaran. Untuk menyembuhkan penyakit digunakan tehnik wawancara yang lazim disebut psikoterapi.

2.17  Tanda & Gejala,Penanganan serta jenis dari neurosis
Kelainan jiwa yang disebut neurosis ditandai dengan bermacam-macam tanda &gejala. Dan berdasarkan gejala yang paling menonjol, sebutan atau nama untuk jenis neurosis diberikan. Dengan demikian pada setiap jenis neurosis terdapat ciri-ciri dari jenis neurosis yang lain, bahkan kadang-kadang ada pasien yang menunjukkan begitu banyak tanda & gejala sehingga gangguan jiwa yang dideritanya sukar untuk dimasukkan pada jenis neurosis tertentu (W.F. Maramis, 1980 : 258).
Bahwa nama atau sebutan untuk neurosis diberikan berdasarkan gejala yang paling menjonjol atau paling kuat. Atas dasar kriteria ini para ahli mengemukakan jenis-jenis neurosis sebagai berikut (W.F. Maramis, 1980 : 257-258).

1. Neurosis cemas (anxiety neurosis atau anxiety state)
a. Gejala-gejala neurosis cemas
Tidak ada rangsang yang spesifik yang menyebabkan kecemasan, tetapi bersifat mengambang bebas, apa saja dapat menyebabkan gejala tersebut. Bila kecamasan yang dialami sangat hebat maka terjadi kepanikan.
Gejala-gejala neurosis cemas :
 1) Secara somatis dapat berupa sesak nafas, dada tertekan, kepala ringan seperti mengambang, lekas lelah, keringat dingin.
 2) Secara psikologis berupa kecemasan, ketegangan, panik, depresi, perasaan tidak mampu untuk menyelesaikan masalah.

b. Faktor penyebab neurosis cemas
Menurut Maramis (1980 : 261), faktor pencetus neurosis cemas sering jelas dan secara psikodinamik berhubungan dengan faktor-faktor yang menahun seperti kemarahan yang dipendam.

Sebab-sebab neurosis cemas secara umum :
1)      Ketakutan dan kecemasan yang terus menerus, disebabkan oleh kesusahan-kesusahan dan kegagalan yang bertubu-tubi
2)      Depressi terhadap macam – macam masalah emosional, akan tetapi tidak bisa berlangsung secara sempurna
3)      Kecenderungan harga diri yang terhalang.
4)      Dorongan-dorongan seksual tidak mendapat kepuasan yang terhambat, sehingga menimbulkan banyak konflik batin.

Penanganannya
c. Terapi untuk penderita neurosis cemas
Terapi untuk penederita neurosis cemas dilakukan dengan menemukan sumber ketakutan atau kekuatiran dan mencari penyesuaian yang lebih baik terhadap permasalahan. Mudah tidaknya upaya ini pada umumnya dipengaruhi oleh kepribadian penderita. Ada beberapa jenis terapi yang dapat dipilih untuk menyembuhkan neurosis cemas, yaitu :
  • psikoterapi individual
  • psikoterapi kelompok
  • psikoterapi analitik
  • sosioterapi
  • terapi seni kreatif
  • terapi kerja
  • terapi perilaku
  • farmakoterapi

2. Histeria
a. Tanda & gejala histeria
Histeria merupakan neurosis yang ditandai dengan reaksi-reaksi emosional yang tidak terkendali sebagai cara untuk mempertahankan diri dari kepekaannya terhadap rangsang-rangsang emosional. Pada neurosis jenis ini fungsi mental dan jasmaniah dapat hilang tanpa dikehendaki oleh penderita. Tanda & gejala sering timbul dan hilang secara tiba-tiba, terutama bila penderita menghadapi situasi yang menimbulkan reaksi emosional yang hebat.

b. Jenis-jenis histeria
Histeria digolongkan menjadi 2, yaitu reaksi konversi atau histeria minor dan reaksi disosiasi atau histeria mayor.
1) Histeria minor atau reaksi konversi
Pada histeria minor kecemasan diubah atau dikonversikan (sehingga disebut reaksi konversi) menjadi gangguan fungsional susunan saraf somatomotorik atau somatosensorik, dengan gejala : lumpuh, kejang-kejang, mati raba, buta, tuli.
2) Histeria mayor atau reaksi disosiasi
Histeria jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang yang alami penderita demikian hebat, sehingga dapat memisahkan beberapa fungsi kepribadian satu dengan lainnya sehingga bagian yang terpisah tersebut berfungsi secara otonom, sehingga timbul gejala-gejala : amnesia, somnabulisme, fugue, dan kepribadian ganda.

c. Faktor penyebab histeria
Menurut Sigmund Freud, histeria terjadi karena pengalaman traumatis (pengalaman menyakitkan) yang kemudian direpresi atau ditekan ke dalam alam tidak sadar. Maksudnya adalah untuk melupakan atau menghilangkan pengalaman tersebut. Namun pengalaman traumatis tersebut tidak dapat dihilangkan begitu saja, melainkan ada dalam alam tidak sadar (uncociousness) dan suatu saat muncul kedalam sadar tetapi dalam bentuk gangguan jiwa.

Sebab-sebab hysteria:
1)      Ada prediposisi pembawaan berupa system syaraf yang lemah.
2)      Tekanan-tekanan mental yang disebabkan oleh, kesusahan, kekecawaan,shocks, dan pengalaman-pengalamn taraumatis/luka jiwa.nya sugesti diri yag buruk dan melemahkan mental.
3)      Oleh kelemahan-kelemahan diri, individu berusaha menguasai keadaan, lalu mentiranisasi lingkungan dengan tingkah lakunya yang dibuat-buat.
4)      Kebiasaan hidup dan disiplin-disiplin yang keliru, sehingga mengakibatkan control pribadi yang lemah dan integrasi kepribadian yang miskin, sangat kekanak-kanakan.
5)      Sering atau selalu menggunakan escape mechanism dan defence mechanism, sehingga mengakibatkan malajustment, dan semakin banyak timbul kesulitan.
6)      Kondidi fisik yang buruk, misalnya sakit-sakitan, lemah, lelah, fungsi-fungsi organic yang lemah, gangguan pikiran, dan badaniah.
Penanganan
d. Terapi terhadap penderita histeria
Ada beberapa teknik terapi yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan hysteria yaitu :
  • Teknik hipnosis (pernah diterapkan oleh dr. Joseph Breuer);
  • Teknik asosiasi bebas (dikembangkan oleh Sigmund Freud);
  • Psikoterapi suportif.
  • Farmakoterapi.

3. Neurosis fobik
a. Tanda & gejala neurosis fobik
Neurosis fobik merupakan gangguang jiwa dengan gejala utamanya fobia, yaitu rasa takut yang hebat yang bersifat irasional, terhadap suatu benda atau keadaan. Fobia dapat menyebabkan timbulnya perasaan seperti akan pingsan, rasa lelah, mual, panik, berkeringat. Ada bermacam-macam fobia yang nama atau sebutannya menurut faktor yang menyebabkan ketakutan tersebut, misalnya :
  • Hematophobia : takut melihat darah
  • Hydrophobia : takut pada air
  • Pyrophibia : takut pada api
  • Acrophobia : takut berada di tempat yang tinggi
b. Faktor penyebab neurosis fobik
Neurosis fobik terjadi karena penderita pernah mengalami ketakutan dan shock hebat berkenaan dengan situasi atau benda tertentu, yang disertai perasaan malu dan bersalah. Pengalaman traumastis ini kemudian direpresi (ditekan ke dalam ketidaksadarannya). Namun pengalaman tersebut tidak bisa hilang dan akan muncul bila ada rangsangan serupa.

Penanganan
c. Terapi untuk penderita neurosis fobik
Menurut Maramis, neurosa fobik sulit untuk dihilangkan sama sekali bila gangguan tersebut telah lama diderita atau berdasarkan fobi pada masa kanak-kanak. Namun bila gangguan tersebut relatif baru dialami proses penyembuhannya lebih mudah. Teknik terapi yang dapat dilakukan untuk penderita neurosis fobik adalah:
  • Psikoterapi suportif, upaya untuk mengajar penderita memahami apa yang sebenarnya dia alami beserta psikodinamikanya.
  • Terapi perilaku dengan deconditioning, yaitu setiap kali penderita merasa takut dia diberi rangsangan yang tidak menyenangkan.
  • Terapi kelompok.
  • Manipulasi lingkungan.

4. Neurosis obsesif-kompulsif
a. Tanda & gejala neurosis obsesif-kompulsif
Istilah obsesi menunjuk pada suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran atau menguasai kesadaran dan istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan untuk tidak dilakukan, meskipun sebenarnya perbuatan tersebut tidak perlu dilakukan.
Contoh obsesif-kompulsif antara lain ;
  • Kleptomania : keinginan yang kuat untuk mencuri meskipun dia tidak membutuhkan barang yang ia curi.
  • Pyromania : keinginan yang tidak bisa ditekan untuk membakar sesuatu.
  • Wanderlust : keinginan yang tidak bisa ditahan untuk bepergian.
  • Mania cuci tangan : keinginan untuk mencuci tangan secara terus menerus.
b. Faktor penyebab neurosis obsesif-kompulsif
Neurosis jenis ini dapat terjadi karena faktor-faktor sebagai berikut (Yulia D., 2000 : 116-117).
  • Konflik antara keinginan-keinginan yang ditekan atau dialihkan.
  • Trauma mental emosional, yaitu represi pengalaman masa lalu (masa kecil).
Penanganan
c.  Terapi untuk penderita neurosis obsesif-kompulsif
  • psikoterapi suportif;
  • penjelasan dan pendidikan;
  • terapi perilaku.

5. Neurosis depresif
a. Tanda & gejala neurosis depresif
Neurosis depresif merupakan neurosis dengan gangguang utama pada perasaan dengan tanda-tanda : kurang atau tidak bersemangat, rasa harga diri rendah, dan cenderung menyalahkan diri sendiri.
Gejala-gejala utama gangguan jiwa ini adalah :
  • gejala jasmaniah : selalu lelah.
  • gejala psikologis : sedih, putus asa, cepat lupa, insomnia, anoreksia, ingin mengakhiri hidupnya.
b.Faktor penyebab neurosis depresif
Menurut hasil riset mutakhir sebagaimana dilakukan oleh David D. Burns (1988 : 6), bahwa depresi tidak didasarkan pada persepsi akurat tentang kenyataan, tetapi merupakan produk “keterpelesetan’ mental, bahwa depresi bukanlah suatu gangguan emosional sama sekali, melainkan akibat dari adanya distorsi kognitif atau pemikiran yang negatif, yang kemudian menciptakan suasana jiwa, terutama perasaan yang negatif pula. Burns berpendapat bahwa persepsi individu terhadap realitas tidak selalu bersifat objektif. Individu memahami realitas bukan bagaimana sebenarnya realitas tersebut, melainkan bagaimana realitas tersebut ditafsirkan. Dan penafsiran ini bisa keliru bahkan bertentangan dengan realitas sebenarnya. Konsepsi tersebut kemudian oleh Burns dijelaskan dengan visualisasi sebagai berikut (1988 : 21).
Penanganan
c. Terapi untuk penderita neurosis depresif
Untuk menyembuhkan depresi, Burns (1988 : 5) telah mengembangkan teknik terapi dengan prinsip yang disebut terapi kognitif, yang dilakukan dengan prinsip sebagai berikut.
*      Bahwa semua rasa murung disebabkan oleh kesadaran atau pemikiran yang bersangkutan.
*      Jika depresi sedang terjadi maka berarti pemikiran telah dikuasai oleh kekeliruan yang mendalam.
*      Bahwa pemikiran negative menyebabkan kekacauan emosional.
Terapi kognitif dilakukan dengan cara membetulkan pikiran yang salah, yang telah menyebabkan terjadinya kekacauan emosional.

6. Neurasthenia
a. Tanda & gejala neurasthenia
Neurasthenia disebut juga penyakit payah.
Tanda& gejala utama :
Tidak bersemangat, cepat lelah meskipun hanya mengeluarkan tenaga yang sedikit, emosi labil, dan kemampuan berpikir menurun, insomnia, kepala pusing, sering merasa dihinggapi bermacam-macam penyakit.

b. Faktor penyebab neurasthenia
Neurasthenia dapat terjadi karena beberapa faktor (Zakiah
Daradjat, 1983 : 34), yaitu sebagai berikut.
  • Terlalu lama menekan perasaan, pertentangan batin,
  • kecemasan.
  • Terhalanginya keinginan-keinginan.
  • Sering gagal dalam menghadapi persaingan-persaingan


Penanganan

c. Terapi untuk penderita neurasthenia
Upaya membantu penyembuahn penderita neurasthenia dapat
dilakukan dengan teknik terapi sebagai berikut.
  • Psikoterapi supportif;
  • Terapi olah raga;
  • Farmakoterapi.

7. Psikotenis
Tanda & Gejala penyakit ini ialah kelesuan mental, phobia, takut berdiri di tempat yang tinggi, takut akan tempat yang sempit, takut mati. Selain phobia timbul obsesi (meningkatnya suatu ide yang sulit dilupakan) yang disertai compulsion (kecenderungan untuk melakukan sesuatau tanpa dapat dicegah). Seseorang yang mempunyai obsesi selalu mencuci tangannya karena selalu merasa penuh kuman. Dengan mencuci tangan dia merasa puas, sedang bila dia tidak mencuci tangan dia akan penuh kegelisahan. Salah satu jenis compulsion ialah cleptomani ( kecenderungan mencuri)
Sebab-sebab psikotenis :
  1. Depresi terhadap pengalaman-pengalaman traumatis yang sangat menakutkan pada masa silam.
  2. Disertai rasa malu atau berdosa, yang kemudian ditekan kuat-kuat dalam ketidaksadaran, dalam usahanya untuk melupakan insiden tersebut, sehingga muncul gejala phobia, obsesi, dan kompulsif.
  3. Ada konflik untuk berani melawan rasa takut yang mengerut, yang dicobanya menekan kuat-kuat dalam alam tidak sadar.



8. Neurastania
Tanda & gejala penyakit ini yaitu ;kelelahan yang terus menerus, wajah murung, nafsu makan berkurang, sulit tidur (insomania).
  1. Risau disebabkan oleh kekurangan kerja/kesibukan. Kelelahan dan kelemahan yang ekstrem disebabkan oleh kebanyakan kerja.
  2. Banyak menderita ketegangan emosional karena konflik-konflik internal, kesusahan, dan frustasi-frustasi.
  3. Disebabkan oleh perasaan interior, akibat dari kegagalan-kegagalan di masa lampau dan disusuli dengan tingkah laku yang agresif.
  4. Factor-faktor herediter diperkirakan juga menjadi sebabnya, akn tetapi tidak teramat penting artinya.

9. Hipokondria
      Adalah kondisi kecemasan yang kronis, dimana pasien selalu merasakan ketakutan yang patologis terhadap kesehatan sendiri.individu yang bersangkutan merasa yakin betul bahwa dirinya mengidap suatu penyakit yang kronis. Setiap kesakitan yang sekecil dirasakannya sebagai suatu bencana hebat dan merupakan tragedy hidup yang dianggap bisa menyebabkan kematiannya. Semua itu disebabkan oleh banyaknya konflik-konflik intrapsikis yang sudah lama dan amat parah.
Kesehatan emosi berkaitan erat dengan kesehatan dan kondisi jiwa seseorang. Kesehatan emosi juga berkaitan dengan kondisi fisik seseorang apakah ia memiliki kondisi tubuh yang fit, bebas tekanan ( stres dan depresi ), mental yang kuat dan sebagainya. Keadaan tubuh atau fisik yang kuat saja tidak cukup untuk mencegah adanya gangguan emosi pada seseorang. Dalam hal ini asupan gizi turut mempengaruhi untuk tetap menjaga kebugaran sehingga tidak hanya kesehatan fisik yang didapat tetapi juga kesehatan jiwa.
Sebaliknya kesehatan emosi juga dapat mempengaruhi kondisi tubuh. Jika keadaan jiwanya tidak stabil, yang disebabkan stress atau depresi, maka fisiknya juga dapat menjadi lemah. Karena jiwa, perasaan, dan emosi seseorang sangat mempengaruhi keadaan fisik orang tersebut.
Cara untuk mengatasi kelabilan dari kesehatan emosi ini dapat dilakukan dengan cara memakan makanan yang sehat yang disertai asupan gizi yang cukup bagi tubuh, melakukan olah raga secara teratur, dan istirahat yang proporsional. Rekreasi atau liburan ke suatu tempat yang relatif menyenangkan dapat juga menjadi salah satu cara untuk mengembalikan kesehatan dan menekan stress.
Freud berpendapat bahwa psikoneurosis  pada dasarnya adalah psiogenik. Freud mengemukakan lima interpretasi yang berbeda mengenai penyebab tingkah laku neurotik:
  1. psikoneurosis adalah akibat dari trauma-trauma yang pertama-tama bersifat seksual
  2. psikoneurosis akibat komplek oedipus yang tidak terpecahkan
  3. psikoneurosis sebagai akibat dari konflik antara dorongan id dan penyensoran moral dari superego
  4. reaksi-reaksi emosional yang ditimbulkan oleh lingkungan yang sejak awal menolak individu sebagai faktor-faktor yang mempercepat psikoneurosis
  5. penyebab psikoneurosis tidak hanya satu, melainkan banyak dan kemudian Freud memusatkan perhatiannya pada uraian mengenai reaksi-reaksi neurotik.
2.18 Penatalaksanaan psikoneurosa:
     Dalam psikoterapi, psikolog, konselor dan ahli terapis berusaha menyusun terapi psikologis yang beragam untuk pengobatan yang disesuaikan dengan kepribadian klien. Penerapan metode dapat secara personal maupun group (perkelompok). Psikiater berusaha mengkombinasi pengobatan medis dan psikoterapi secara bersamaan. Perlu untuk diketahui bahwa tidak ada pengobatan jenis gangguan kecemasan ini hanya menggunakan satu cara saja, dibutuhkan lebih kombinasi untuk menyembuhkan gangguan kompleks ini.
Penatalaksanaan dan Sikap Bidan yang dilakukan
  1. Melakukan pendekatan pada ibu, suami, dan keluarga untuk menggali permasalahan yang mungkin timbul dalam keluarga
  2. Memberikan dukungan pada ibu agar siap dalam menghadapi segala perubahan yang terjadi akibat proses kehamilan
  3. Memberikan penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang dampak buruk yang ditimbulkan akibat depresi baik pada ibu maupun pada janinnya,
  4. Menganjurkan ibu untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan yang sehat selama kehamilan.
  5. Melakukan rujukan pada psikiater apabila tingkat depresi sudah terlalu parah.

2.19 Penularan
    Sampai saat ini masih belum diketahui penularan dari Psikoneurosis.
2.20 Pencegahan
    Tangani segera pada ibu hamil agar tidak berlarut-larut. Berpikirlah secara positif, menyenangkan dan tidak menganggap kehamilan adalah beban Karena akan mempengaruhi kondisi baik fisik maupun mental. Jangan pula mengkonsumsi obat-obatan antidepresi. Lebih baik berkonsultasi dengan dokter kandungan yang menangani. Jika perlu minta surat pengantar untuk menemui seorang terapis. Dengan demikian ibu hamil mendapatkan pendamping untuk menyalurkan kegelisahan, kecemasan dan ketakutan yang berkaitan dengan kehamilannya atau calon anak yang akan dilahirkannya.Usahakan untuk mengkonsumsi makanan yang sehat selama kehamilan dan lakukan aktivitas seperti biasa ketika belum hamil. Dan dapat mencari dukungan dari siapa saja seperti pasangan, orangtua, keluarga dekat atau para sahabat. Tujuannya, supaya tidak merasa menanggung beban seorang diri dan agar merasa lebih bahagia.

Jumat, 24 Agustus 2012

PROSES LAKTASI



SUB TOPIK

1.      Anatomi dan fisiologi payudara (review)
2.      Dukungan bidan dalam pemberian ASI
3.      Manfaat pemberian ASI
4.      Komposisi gizi dalam ASI
5.      Upaya memperbanyak ASI
6.      Tanda bayi cukup ASI
7.      ASI ekslusif
8.      Cara merawat payudara
9.      Cara menyusui yang benar
10.  Masalah dalam pemberian ASI

OBJEKTIF PERILAKU SISWA
  Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat :
1.             Menjelaskan tentang anatomi dan fisiologi payudara (review)
2.             Menjelaskan tentang dukungan bidan dalam pemberian ASI
3.             Menjelaskan tentang manfaat pemberian ASI
4.             Menjelaskan tentang komposisi gizi dalam ASI
5.             Menjelaskan tentang upaya memperbanyak ASI
6.             Menjelaskan tentang tanda bayi cukup ASI
7.             Menjelaskan tentang ASI ekslusif
8.             Menjelaskan tentang cara merawat payudara
9.             Menjelaskan tentang cara menyusui yang benar
10.         Menjelaskan tentang masalah dalam pemberian ASI


REFERENSI
  1.             Bobak, LJ Buku Ajar Keperawatan Maternitas alih bahasa, Maria A. Wijayarini.Jakarta : EGC; 2004
2.             Cunningham, F Gary. Obstetri William. BAB XIII, Jakarta: EGC; 2006
3.             Wiknjosastro, H.  Ilmu Kebidanan, BAB VII, Jakarta : YBPSP; 1999
4.             Saifuddin, AB.  Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, N-23. Jakarta :YBPSP; 2002
5.             Roesli Utami. Bayi Sehat berkat ASI Eksklusif, Jakarta. Gramedia; 2001
6.             Ambarwati. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia; 2008
7.             Program Manajemen Laktasi. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta; 2004
8.             Pusdiknakes. Asuhan Kebidanan Post Partum. 2003
9.             Roesli, U. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Puspaswara; 2005
 1. ANATOMI DAN FISIOLOGI PAYUDARA
  Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
Korpus
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).

Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar,
akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam (inverted).

2. DUKUNGAN BIDAN DALAM PEMBERIAN ASI
 
 
Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :
1.             Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.
2.             Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.

Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan :
1.             Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
2.             Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul.
3.             Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
4.             Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
5.             Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
6.             Memberikan kolustrum dan ASI saja.
7.             Menghindari susu botol dan “dot empeng”.

Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir.

Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul.
Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar. Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan minimal satu kali dalam sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun pada puting susunya.

Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting. Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui.

3. MANFAAT PEMBERIAN ASI
  Untuk Bayi
1.             Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.
2.             Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
3.             Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat.
4.             ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi
5.             Komposisi ASI ideal untuk bayi
6.             Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit. Contohnya, ketika si ibu tertular penyakit (misalnya melalui makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi sang ibu terhadap penyakit tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI
7.             Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan, asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.
8.             ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril dan suhu susu yang pas
9.              Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi, dan ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan.
10.         Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena sangat mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh.
11.         Bayi prematur lebih cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI akan teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk menaikkan berat badan dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.
12.         Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak. Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi orang lain.

Ibu
1.             Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa pra-kehamilan dan mengurangi risiko perdarahan
2.             Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali
3.             Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker payudara.
4.             ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot, dsb
5.             ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa harus membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas, dsb
6.              ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannya.
7.              ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril
8.             Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat manfaat fisik dan manfaat emosional
9.             ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah payudara. Bila gudang ASI telah kosong. ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI dalam payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan membuang ASI-nya sebelum menyusui.
Keluarga
1.             Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau minyak untuk merebus air, susu atau peralatan.
2.             Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit.
3.             Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.
4.             Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia.
5.             Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dll.
Masyarakat dan Negara
1.             Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lain untuk persiapannya.
2.             Bayi sehat membuat negara lebih sehat.
3.              Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi sakit lebih sedikit.
4.             Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan kematian.
5.             Melindungi lingkungan karena tak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu dan peralatannya.
6.             ASI adalah sumber daya yang terus menerus diproduksi dan baru.

4. KOMPOSISI GIZI DALAM ASI
  Komposisi ASI terdiri atas berbagai macam faktor proteksi, yaitu :
1.             Imunoglobulin : seperti lgA, lgM, lgD dan lgE.
2.             Lisozim : Terdapat dalam ASI sebanyak 6 – 300 ml/1.000 ml dan kadarnya bisa meningkat hingga 3.000 – 5.000 kal lebih banyak dibandingkan kadar lisozim dalam susu sapi. Enzim ini mempunyai fungsi bakteriostatik terhadap enterobakteria dan kuman gram (-), juga berperan sebagai pelindung terhadap berbagai macam virus.
3.             Laktoperiodase : enzim ini bersama dengan perokdase hidrogen dan tiosianat membantu membunuh streptococcus.
4.             Faktor bifidus : merupakan karbohidrat yang mengandung nitrogen. Mempunyai konsentrasi di dalam ASI 40 kali lebih tinggi dibanding dengan konsentrasi yang ada di susu sapi. Fungsi faktor ini untuk mencegah pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan, seperti kuman E.coli patogen.
5.             Faktor anti stafilokokus : merupakan asam lemak dan melindungi bayi terhadap penyerbuan stafilokokus.
6.             Laktdarierin dan transferin : protein-protein ini memiliki kapasitas mengikat Fe / zat besi dengan baik hingga mengurangi tersedianya zat besi bagi pertumbuhan kuman yang memerlukan.
7.             Komponen komplemen : sistem komplemen terdiri dari 11 protein serum yang dapat dibedakan satu sama lain dan dapat diaktifkan oleh berbagai zat seperti antibodi, produksi kuman dan enzim. Komplemen C3 dan C4 terdapat dalam ASI. Dalam kolostrum terdapat konsentrasi C3 lebih tinggi hingga dalam keadaan aktif merupakan faktor pertahanan yang berarti.
8.             Sel makrdariag dan netrdariil dapat melakukan fagositosis itu terhadap Stafilokokus, E.coli dan Candida albicans.
9.             Lipase : merupakan zat antivirus.

Komposisi Kolostrum, ASI dan Susu Sapi untuk setiap 100 ml
ZAT-ZAT GIZI
KOLOSTRUM
ASI
SUSU SAPI
Energi
(K.kal)
58.0
70.0
65.0
Protein
(g)
2.3
0.9
3.4
-Kasein/Whay


1:1.5
1:0.2
-Kasein
(mg)
140.0
187.0
-
-Laktalbumin
(mg)
218.0
161.0
-
-Laktdarierin
(mg)
330.0
167.0
-
-Lg A
(mg)
364.0
142.0
-
-Laktosa
(g)
5.3
7.3
4.8
-Lemak
(g)
2.9
4.2
3.9
Vitamin




-Vitamin A
(µg)
151.0
75.0
41.0
-Vitamin B1
(µg)
1.9
14.0
43.0
-Vitamin B2
(µg)
30.0
40.0
145.0
-Asam Nikotinik
(µg)
75.0
160.0
82.0
-Vitamin B6
(µg)
-
12.0-15.0
64.0
-Asam Pantotenik
(µg)
183.0
246.0
340.0
-Biotin
(µg)
0.06
0.6
2.8
-Asam Folat
(µg)
0.05
0.1
0.13
-Vitamin B12
(mg)
0.05
0.1
0.6
-Vitamin C
(mg)
5.9
5.0
1.1
-Vitamin D
(µg)
-
0.04
0.02
-Vitamin E
(µg)
1.5
0.25
0.07
-Vitamin K
(µg)
-
1.5
6.0
Mineral




-Kalsium
(mg)
39.0
35.0
130.0
-Klorin
(mg)
85.0
40.0
108.0
-Tembaga
(mg)
40.0
40.0
14.0
-Zat Besi (Fe)
(mg)
70.0
100.0
70.0
-Magnesium
(mg)
4.0
4.0
12.0
-Fosfor
(mg)
14.0
15.0
120.0
-Potassium
(mg)
74.0
57.0
145.0
-Sodium
(mg)
48.0
15.0
58.0
-Sulfur
(mg)
22.0
14.0
30.0
Sumber : Food and Nutrition Board, National Research Council Washington DC, 1980


5. UPAYA MEMPERBANYAK ASI
 
*             Pemberian ASI segera setelah lahir
*             Tekhnik menyusui yang benar
*             Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin
*             Hindari susu botol

Produksi ASI
Tanpa melihat apakah seorang ibu kelak akan menyusui bayinya atau tidak, buah dada ibu telah dipersiapkan untuk laktasi oleh hormon-hormon yang disekresi selama kehamilan. Selama kehamilan ini jumlah alveoli meningkat dan mengalami perubahan-perubahan guna mempersiapkan produksi ASI.

Agar ASI dapat dikeluarkan, diperlukan hormon oksitosin yang disekresikan oleh glandula pituitaria posterior atas rangsangan isapan bayi. Oksitosin ini menyebabkan jaringan muskuler sekeliling alveoli berkontraksi yang dengan demikian mendorong ASI menuju ductus. Proses ini disebut dengan “let down” reflex.

Berdasarkan waktu diproduksinya, ASI dibagi menjadi 3, yaitu :
A.      Kolostrum
·                Disekresi oleh kelenjar mammae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi.
·                Komposisi kolostrum dari hari ke hari berubah.
·                Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI matur.
·                Merupakan suatu laksatif yang ideal untuk membersihkan mekoneum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.

B.      Air susu masa peralihan (masa transisi)
·                 Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur.
·                Disekresi dari hari ke-4 sampai dengan hari ke-10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI matur baru akan terjadi pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5.

C.      Air susu matur
·                ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke-3 sampai ke-5 barulah komposisi ASI konstan.
·                Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.


Volume Produksi ASI
Volume ASI yang dikeluarkan berkisar antara 0,5 – 1,5 liter/hari, terutama bergantung pada kebutuhan bayi, pola pemberian ASI dan status gizi. Komposisi ASI tidak tergantung pada status gizi ibu, kecuali status gizi ibu malnutrisi berat. Bahkan menyusui hingga 2 tahun pun, kualitas ASI masih dipertahankan meskipun jumlahnya menjadi sangat kurang.

6. TANDA BAYI CUKUP ASI
 
Untuk mengetahui bayi memperoleh ASI yang cukup dari ibunya, dapat diketahui dari:
a.              Bayi banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari dan warnanya jernih sampai kuning muda
b.             Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan “berbiji”
c.              Setiap menyusui, bayi menyusu dengan rakus, lalu melemah dan tidur
d.             Payudara ibu terasa lunak setiap kali selesai menyusui
e.              Bayi bertambah berat badannya

7. ASI EKSKLUSIF
   
ASI ekslusif
*             ASI ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain. (Purwanti, 2003 : 5). ASI ekslusif adalah Memberikan hanya ASI tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.( Depkes, 2002)

          Jumlah komposisi ASI masih cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi berumur 6 bulan. Namun pada kenyataannya, 60 % bayi belum berumur 4 bulan sudah mendapat tambahan susu sapi. Bayi pada saat berumur 6 bulan sistem pencernaannya mulai matur. Jaringan pada usus halus bayi pada umumnya seperti saringan pasir. Pori-porinya berongga sehingga memungknkan bentuk protein ataupun kuman akan langsung masuk dalam sistem peredaran darah dan dapat menimbulkan alergi.  Pori-pori dalam usus bayi ini akantertutup rapat setelah bayi berumur 6 bulan. Dengan demikian, usus bayi setelah berumur 6 bulan mampu menolak faktor alergi ataupun kuman yang masuk.

8. CARA MERAWAT PAYUDARA
 
Perawatan Payudara pasca persalinan merupakan kelanjutan perawatan payudara semasa hamil, yang mempunyai tujuan sebagai berikut :
1.             Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi
2.             Untuk mengenyalkan puting susu, supaya tidak mudah lecet
3.             Untuk menonjolkan puting susu
4.             Menjaga bentuk buah dada tetap baik.
5.             Untuk mencegah terjadinya penyumbatan
6.             Untuk memperbanyak produksi ASI
7.             Untuk mengetahui adanya kelainan
8.             Pelaksanaan perawatan payudara pasca persalinan dimulai sedini mungkin yaitu 1 – 2 hari sesudah bayi dilahirkan. Hal itu dilakukan 2 kali sehari.
Pelaksanaan Perawatan Payudara
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan perawatan payudara pasca persalinan, yaitu:
1.       Puting susu dikompres dengan kapas minyak selama 3-4 menit, kemudian bersihkan dengan kapas minyak tadi.
2.       Pengenyalan yaitu puting susu dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk diputar kedalam 20 kali keluar 20 kali.
3.       Penonjolan puting susu yaitu :
1)      Puting susu cukup ditarik sebanyak 20 kali
2)      Dirangsang dengan menggunakan ujung waslap
3)      Memakai pompa puting susu
4.       Pengurutan payudara:
1)      Telapak tangan petugas diberi baby oil kemudian diratakan
2)      Peganglah payudara lalu diurut dari pangkal ke putting susu sebanyak 30 kali
3)      Pijatlah puting susu pada daerah areola mammae untuk mengeluarkan colostrums.
4)      Bersihkan payudara dengan air bersih memakai waslap.

9. TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR
 
Posisi dan pelekatan menyusui
Ada berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring. Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan kaki diatas. Menyusui bayi kembar dengan cara seperti memegang bola. Kedua bayi disusui bersamaan, di payudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh) bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini maka bayi tidak akan tersedak.
 

Langkah-langkah Menyusui yang benar
a.              Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
b.             Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara
· Ibu duduk dan berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
· Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
·                Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu didepan
· Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi)
·                Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lusrus
·                Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
c.      Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah. Jangan menekan puting susu atau areolanya saja.
  d.             Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara ;
·                Menyentuh pipi dengan puting susu
·                Menyentuh sisi mulut bayi
  e.              Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan kemulut bayi
· Usahakan sebagian besar areola dapat masuk kedalam mulut bayi sehingga puting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak dibawah areola.
· Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga bayi
f.              Melepas isapan bayi
Setelah menyusui pad satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti menyusui pada payudara yang lain. cara melepas isapan bayi :
·                Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut
·                Dagu bayi ditekan kebawah
g.             Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan (yang dihisap terkahir)
h.             Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
i.               Menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh) setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi adalah :
· Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan
· Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu, kemuadian punggungnya ditepuk perlahan-lahan
 
 
Cara pengamatan teknik menyusui yang benar
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Untuk mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik yang benar, perhatikan :
·                Bayi tampak tenang
·                Badan bayi menempel pada perut ibu
·                Mulut bayi terbuka lebar
·                Dagu bayi menempel pada payudara ibu
·                Sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi, areola bagian bawah lebih banyak yang masuk
·                Bayi nampak mengisap kuat dengan irama perlahan
·                Puting susu ibu tidak terasa nyeri
·                Telinga  dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
·                Kepala agak menengadah
 

Pengisapan yang buruk dapat mengakibatkan :
·                Puting susu menjadi luka dan sakit
·                Air susu tidak mencukupi
·                Bayi menolak untuk menyusui

Lama dan frekuensi menyusui
Sebaiknya bayi disusui nir-jadwal (on demand), karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayinya menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tak teratur dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui nir-jadwal sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja diluar rumah dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memacu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan pada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan
Selama menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.
10. MASALAH DALAM PEMBERIAN ASI
 
 Masalah yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan (periode antenatal), masa pascapersalinan dini (masa nifas / laktasi), dan masa pascapersalinan lanjut. Masalah menyusui dapat timbul pula karena keadaan-keadaan khusus. Dalam tulisan ini akan diuraikan masalah menyusui yang dibagi menurut kelompok tersebut.
a.             Masalah menyusui pada masa antenatal
1.       Putting susu datar atau terbenam.
Untuk mengetahui apakah putting susu datar, cubitlah areola di sisi putting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk. Putting susu yang normal akan menonjol, namun putting susu yang datar tidak menonjol. Tidak selalu ibu dengan putting susu datar mengalami kesulitan besar waktu menyusui. Dengan pengalaman, banyak ibu yang tetap bisa memberikan ASI kepada bayinya.
Bila dijumpai putting susu datar, dilakukan :
·                usahakan putting menonjol keluar dengan cara menarik dengan tangan   (gerakan Hoffman), atau dengan menggunakan pompa putting susu.
·                jika tetap tidak bisa, usahakan agar tetap disusui dengan sedikit penekanan pada bagian areola dengan jari sehingga membentuk "dot" ketika memasukkan putting susu ke dalam mulut bayi. Bila terlalu penuh, ASI dapat diperas dahulu dan diberikan dengan sendok atau cangkir. Dengan demikian, diharapkan putting susu akan sedikit demi sedikit keluar dan lentur. Bila terjadi putting susu terbenam, putting akan tampak masuk ke dalam areola sebagian atau seluruhnya. Keadaan ini dapat disebabkan karena ada sesuatu yang menarik putting susu ke arah dalam, misalnya tumor atau penyempitan saluran susu. Kelainan ini seharusnya sudah diketahui sejak dini, paling tidak pada saat kehamilan, sehingga dapat diusahakan perbaikannya.

Bila dijumpai putting susu terbenam, diusahakan dengan cara :
·                lakukan gerakan Hoffman, yaitu dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari di daerah areola, kemudian dilakukan pengurutan menuju ke arah yang berlawanan (walaupun hasilnya kadang-kadang kurang memuaskan).
·                dapat menggunakan pompa putting susu atau jarum suntik 10 ml yang telah dimodifikasi, setiap hari, untuk mencoba menghisap supaya putting susu menonjol keluar. Namun harus dihindari rasa bosan atau lelah sewaktu mencoba mengeluarkan putting, karena rasa bosan dan marah justru akan menyebabkan produksi ASI berkurang. Karena itu harus dipertimbangkan benar, berapa lama ibu mencoba dengan cara seperti ini.


2.       Putting susu tidak lentur.
Putting susu yang tidak lentur akan menyulitkan bayi untuk menyusu. Meskipun demikian, putting susu yang tidak lentur pada awal kehamilan seringkali akan menjadi lentur (normal) pada saat menjelang atau saat persalinan, sehingga tidak memerlukan tindakan khusus. Namun sebaiknya tetap dilakukan latihan seperti cara mengatasi putting susu yang terbenam.

b.      Masalah menyusui pada masa pascapersalinan dini
1.             Putting susu lecet.
Putting susu lecet dapat disebabkan trauma pada putting susu, selain itu dapat juga terjadi retak dan pembentukan celah-celah. Retakan pada putting susu bisa sembuh sendiri dalam waktu 48 jam. Bila dijumpai lecet atau jenis trauma lain pada putting susu, dikerjakan :
·               kalau rasa nyeri dan luka lecet tidak terlalu berat, ibu bisa terus menyusui bayi.
·               putting susu diolesi ASI dan biarkan mengering dengan sendirinya, jangan menggunakan BH yang terlalu ketat.
·               apabila terdapat rasa nyeri hebat, atau luka makin berat, putting susu yang sakit diistirahatkan sampai memungkinkan untuk kembali menyusui bayi pada putting susu yang sakit tersebut. Biasanya masa istirahat ini tidak lama, sekitar 24 jam.
·               selama putting susu yang bersangkutan diistirahatkan, ASI dikeluarkan oleh ibu dengan tangan. Sebaiknya jangan menggunakan pompa, karena menambah rasa nyeri dan membuat luka bertambah parah. Untuk menghindari terjadinya putting susu nyeri atau lecet, perhatikan beberapa hal di bawah ini :
·               setiap kali hendak menyusui dan sesudah menyusui, putting susu diolesi dengan ASI.
·               jangan membersihkan putting susu dengan sabun, alkohol, krim, dan obat-obatan yang dapat merangsang kulit / putting susu.
·               lepaskan hisapan bayi dengan cara yang benar, yaitu dengan menekan dagu bayi atau memasukkan jari kelingking ibu yang bersih ke dalam mulut bayi.

2.             Payudara bengkak
Kadang-kadang payudara terasa membengkak atau penuh. Hal ini terjadi karena edema ringan oleh hambatan vena atau saluran limfe akibat ASI yang menumpuk di dalam payudara. Kejadian seperti ini jarang terjadi kalau pemberian ASI sesuai dengan kemauan bayi. Faktor-faktor lain yang menyebabkan payudara bengkak adalah : bayi tidak menyusu dengan kuat, posisi bayi pada payudara salah sehingga proses menyusui tidak benar, serta terdapat putting susu yang datar atau terbenam.

Jika terdapat hal-hal seperti ini, dapat dilakukan :
a.    bayi disusui, sehingga mengurangi rasa membengkak.
b.    setiap kali menyusui payudara harus sampai kosong.
c.    gunakan BH yang dapat menopang dengan nyaman.
d.   kompres dingin dapat mengurangi rasa tidak enak.
e.    rasa nyeri dapat juga dikurangi dengan obat analgesik.
f.     ASI dapat diperas sedikit dengan tangan, frekuensi pengeluaran harus lebih sering.
g.    beritahu ibu bahwa dalam waktu 1-2 hari keluhan akan reda.

3.             Saluran susu tersumbat
Saluran susu tersumbat (obstructed duct) adalah keadaan di mana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran susu / duktus laktiferus yang dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya tekanan jari pada payudara waktu menyusui, pemakaian BH yang terlalu ketat, dan komplikasi payudara bengkak yang berlanjut yang menyebabkan terjadinya sumbatan. Pada ibu yang kurus, sumbatan ini tampak sebagai benjolan yang teraba lunak.

Sumbatan saluran susu dapat dicegah dengan cara melakukan :
·                perawatan payudara pasca persalinan secara teratur.
·                memakai BH yang menopang dan tidak terlalu ketat.
·                mengeluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila  setelah menyusui payudara masih terasa penuh. Bila ibu merasa nyeri, dapat dikompres dengan air hangat dan dingin, yaitu kompres hangat sebelum menyusui supaya bayi lebih mudah mengisap putting susu, dan kompres dingin setelah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan. Sumbatan saluran susu dapat berlanjut menjadi mastitis, karena itu perlu dirawat dengan baik.

4.             Mastitis dan abses payudara
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Bagian yang terkena menjadi merah, bengkak, nyeri dan panas. Temperatur badan ibu meninggi, kadang disertai menggigil. Kejadian ini biasanya terjadi 1-3 minggu setelah melahirkan, akibat lanjutan dari sumbatan saluran susu. Bila mastitis berlanjut, dapat terjadi abses payudara. Ibu tampak sakit lebih parah, payudara lebih merah dan mengkilap, benjolan tidak lagi sekeras pada mastitis, tetapi mengandung cairan (pus).

Cara mengatasi mastitis :
-                 dokter memberikan pengobatan antibiotika dan simptomatik terhadap nyeri
-                 kompres hangat
-                 ibu cukup istirahat dan banyak minum
-                 sebelum terbentuk abses, menyusui harus terus diteruskan, dimulai dari bagian yang sakit. Jika sudah terjadi abses, payudara yang sakit tidak boleh disusukan, mungkin perlu juga tindakan bedah. Tapi payudara yang sehat harus tetap digunakan menyusui, dengan perawatan dan kebersihan yang sebaik mungkin.

Tindakan yang harus segera dilakukan pada abses payudara adalah :
-                 merujuk ibu ke dokter bedah untuk dilakukan insisi   dan drainase pus
-                 pemberian antibiotik dosis tinggi serta simptomati analgesik/antipiretik
-                 ibu harus cukup beristirahat
-                 bayi dihentikan menyusu pada payudara yang sakit, sementara pada payudara yang sehat diteruskan.

c.       Masalah menyusui pada masa pascapersalinan lanjut
1.       Sindrom ASI kurang.
Sindrom ASI kurang adalah keadaan di mana ibu merasa bahwa ASI-nya kurang, dengan berbagai alasan yang menurut ibu merupakan tanda tersebut, misalnya :
-        payudara kecil, padahal ukuran payudara tidak menggambarkan kemampuan ibu untuk memproduksi ASI. Ukuran payudara berhubungan dengan beberapa faktor, misalnya faktor hormonal (estrogen dan progesteron), keadaan gizi, dan faktor keturunan. Hormon estrogen akan menyebabkan pertumbuhan saluran susu dan penimbunan lemak, sedangkan hormon progesteron memacu pertumbuhan kelenjar susu. Masukan makanan yang berlebihan terutama energi akan ditimbun sebagai lemak, sehingga payudara akan bertambah besar, sebaliknya penurunan masukan energi, misalnya karena penyakit, akan menyebabkan berkurangnya timbunan lemak termasuk di payudara, sehingga ukuran payudara berkurang. Seberapapun ukuran payudara seorang wanita, tetap dianggap normal, kecuali jika ada kelainan tertentu misalnya tumor. Ukuran payudara ideal sangat dipengaruhi faktor lingkungan atau penilaian masyarakat setempat.
-        ASI yang tampak berubah kekentalannya, misalnya lebih encer, disangka telah berkurang, padahal kekentalan ASI bisa saja berubah-ubah.
-        Payudara tampak mengecil, lembek atau tidak penuh / merembes lagi, padahal ini suatu tanda bahwa produksi ASI telah sesuai dengan keperluan bayi.
-   Bayi sering menangis disangka kekurangan ASI, padahal bayi menangis bisa karena berbagai penyebab.
-        Bayi lebih sering minta diteteki, kecuali karena ASI memang lebih mudah dicerna, juga bayi memang memerlukan ASI yang cukup untuk tumbuh kembang, dan yang penting : masalah menyusui bukan hanya memberi makan bayi, tetapi karena bayi juga memerlukan belaian, kehangatan dan kasih sayang.
-        Bayi minta disusui pada malam hari, hal ini memang penting, karena bayi memerlukan dekapan dan ASI pada malam hari, selain itu menyusui pada malam hari akan memperbanyak produksi ASI dan mengurangi kemungkinan sumbatan payudara.
-        Bayi lebih cepat selesai menyusu dibanding sebelumnya, hal ini karena bayi telah lebih terbiasa menyusu.

Jika ada keluhan-keluhan semacam ini, cobalah mengadakan evaluasi dan pendekatan psikologis seperti tersebut di atas, serta coba dievaluasi juga hal-hal berikut :
1)             ibu jangan merokok, karena merokok mengurangi produksi ASI,
2)             kalau ibu menggunakan pil KB, cobalah berkonsultasi dengan dokter,
3)             jangan menggunakan alat bantu putting susu, karena akan membingungkan dan melelahkan bayi, serta mengurangi produksi ASI,
4)             teruskan menyusui dengan sabar dan sesering mungkin, karena akan memperbanyak produksi ASI,
5)             cobalah menyusui dengan payudara pertama selama kurang lebih 10 menit, kemudian payudara kedua selama kurang lebih 20 menit, karena saat awal bayi lebh kuat menyusu,
6)             menyusui dimulai dari payudara yang terakhir disusukan secara berganti-ganti,
7)             jangan memberikan susu buatan, karena akan membingungkan bayi,
8)             ibu harus banyak beristirahat,
9)             ibu harus lebih banyak minum,
10)         perhatikan kecukupan gizi makanan,
11)          ibu harus tenang, santai, jangan tegang / stress, karena ketegangan dan kecemasan akan mengurangi produksi ASI,
12)         ibu harus menyusui dalam suasana yang nyaman.

2.       Bingung putting.
Bingung putting ("nipple confusion") adalah suatu keadaan yang terjadi karena bayi mendapat susu formula dalam botol berganti-ganti dengan menyusu ibu. Peristiwa ini terjadi karena proses menyusu pada putting ibu berbeda dengan menyusu pada botol. Menyusu pada putting memerlukan kerja otot-otot pipi, gusi, langit-langit dan lidah, sebaliknya menyusu pada botol akan membuat bayi pasif menerima susu karena dot sudah berlubang di ujungnya.

Tanda-tanda bayi bingung putting adalah :
Ø   bayi mengisap putting seperti mengisap dot, lemah, terputus-putus, sebentar
Ø   atau dapat juga bayi menolak menyusu Karena itu, untuk menghindari bayi bingung putting, perlu dilakukan :
Ø   jangan menggunakan susu formula tanpa indikasi yang sangat kuat.
Ø   kalau terpaksa harus memberikan susu formula, berikan dengan sendok atau pipet, jangan sekali-kali menggunakan botol atau kempengan.

3.       Bayi sering menangis.
Menangis adalah cara bayi berkomunikasi dengan dunia di sekitarnya. Karena itu bila bayi sering menangis, perlu dicari sebabnya, yaitu dengan:
v  perhatikan, mengapa bayi menangis, apakah karena laktasi belum berjalan dengan baik, atau karena sebab lain, seperti ngompol, sakit, merasa jemu, ingin digendong atau disayang ibu
v  keadaan-keadaan itu merupakan hal yang biasa, ibu tidak perlu cemas, karena kecemasan ibu dapat mengganggu proses laktasi karena produksi ASI berkurang.
v  cobalah mengatasi dengan memeriksa pakaian bayi, mungkin perlu diganti karena basah, coba mengganti posisi bayi menjadi tengkurap, atau bayi digendong dan dibelai.
v  mungkin bayi belum puas menyusu karena posisi bayi tidak benar waktu menyusu, akibatnya ASI tidak keluar dengan baik.
v  Bayi menangis mempunyai maksud menarik orang lain (terutama ibunya) karena sesuatu hal : lapar, ingin digendong dan sebagainya. Oleh sebab itu jangan membiarkan bayi menangis terlalu lama. Bayi akan menjadi lelah, menyusu tidak sempurna, dan jika ibu cemas atau kesal, produksi ASI juga akan terganggu. Jika bayi menangis, ibu harus segera memeriksa keadaan bayi. Secara psikologis ini penting, karena bayi akan mempunyai kesan bahwa ibunya memperhatikannya.

4.       Bayi tidak cukup kenaikan berat badannya
ASI adalah makanan pokok bayi sampai usia 4-6 bulan. Karena itu bayi usia 4-6 bulan yang hanya mendapat ASI saja perlu dipantau berat badannya paling tidak sebulan sekali. Bila ASI cukup, berat badan anak akan bertambah (anak tumbuh) dengan baik. Untuk memantau kecukupan ASI dengan memantau berat badan, dapat digunakan Kartu Menuju Sehat untuk anak. Untuk mencegah berat badan yang tidak cukup naik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
*            perhatikan apakah bayi termasuk bayi yang menyusu lama, atau cepat.
*            ibu jangan segera menghentikan memberi ASI hanya karena merasa bayi sudah cukup lama menyusu, karena sebenarnya mungkin bayi masih mau terus menyusu.
*            setelah bayi menyusu dan kemudian berhenti atau tidur, cobalah menyusukan kembali dengan menidurkan bayi telentang, gosok pelan perutnya atau gerakkan kaki atau tangannya, seringkali bayi akan bangun kembali dan menyusu lagi.
*            perhatikan teknik menyusui ibu, apakah sudah benar, bila masih salah harus diperbaiki. Bila berat badan anak tidak naik, konsultasikan ke dokter / dokter spesialis anak untuk mendapatkan saran selanjutnya.

5.       Ibu bekerja
Sekarang banyak ibu yang bekerja, sehingga kemudian menghentikan menyusui dengan alasan pekerjaan. Sebenarnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk ibu yang bekerja, sebagai berikut :
*            sebelum berangkat kerja, susuilah bayi.
*            ASI yang berlebihan dapat diperas atau dipompa, kemudian disimpan di lemari pendingin untuk diberikan pada bayi saat ibu bekerja.
*            selama ibu bekerja, ASI dapat diperas atau dipompa dan disimpan di lemari pendingin di tempat kerja, atau diantar pulang.
*            beberapa kantor atau instansi ada yang menyediakan tempat penitipan bayi dan anak. Ibu dapat memanfaatkannya untuk kelestarian menyusui.
*            setelah ibu di rumah, perbanyak menyusui, termasuk pada malam hari.
*            kalau anak sudah mendapatkan makanan pendamping ASI, saat ibu tidak ada di rumah dapat dimanfaatkan untuk memberikan makanan pendamping, sehingga kemungkinan menggunakan susu formula lebih kecil.
*            perawat bayi dapat membawa bayi ke tempat ibu bekerja bila memungkinkan
*            hendaknya ibu banyak beristirahat, minum cukup, makan gizi cukup, untuk menambah produksi ASI.. Petugas rumah sakit yang menitipkan anaknya di tempat penitipan tidak perlu kuatir menyusui bayinya, dengan alasan takut menularkan penyakit pada anaknya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
*            tidak semua penyakit ditularkan melalui kontak langsung
*            ibu yang sakit pun tetap dianjurkan untuk menyusui bayinya, apalagi ibu yang masih sehat dan bekerja sebagai petugas kesehatan.
*            seharusnya ibu yang bekerja di bidang kesehatan mengerti tentang kebersihan diri setelah merawat pasien, untuk pencegahan infeksi / penularan.

Masalah menyusui pada keadaan khusus
a.       Ibu melahirkan dengan sectio cesarea
Pada beberapa keadaaan persalinan diperlukan tindakan sectio cesarea. Persalinan dengan cara ini dapat menimbulkan masalah menyusui, baik terhadap ibu maupun bayi. Ibu pasca sectio cesarea dengan anestesia umum tidak mungkin segera dapat menyusui bayinya, karena ibu belum sadar akibat pembiusan. Bila keadaan ibu mulai membaik / sadar, penyusuan dini dapat segera dimulai dengan bantuan tenaga perawat.
Bayi pun mengalami akibat yang serupa dengan ibu apabilatindakan tersebut menggunakan pembiusan umum, karena pembiusan yang diterima ibu dapat sampai ke bayi melalui plasenta, sehingga bayi yang masih lemah akibat pembiusan juga akan mendapat tambahan narkose yang terkandung dalam ASI, sementara ibu masih belum sadar. Jika ibu dan anak sudah sadar dan keadaan umumnya baik, dapat dilakukan perawatan gabung. Posisi menyusui yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
v   ibu dapat dalam posisi berbaring miring dengan bahu dan kepala yang ditopang bantal, sementara bayi disusukan dengan kakinya ke arah ibu.
v   apabila ibu dapat duduk, bayi dapat ditidurkan di bantal di atas pangkuan ibu dengan posisi kaki bayi mengarah ke belakang ibu di bawah lengan ibu.
v   dengan posisi memegang bola ("football position") yaitu ibu telentang, bayi berada di ketiak ibu dengan kaki ke arah atas dan tangan ibu memegang kepala bayi.

b.             Ibu sakit
Pada umumnya ibu sakit bukanlah alasan untuk menghentikan menyusui, karena bayi telah dihadapkan pada penyakit ibu sebelum gejala timbul dan dirasakan oleh ibu. Kecuali itu ASI justru akan melindungi bayi dari penyakit. Ibu memerlukan bantuan orang lain untuk mengurus bayi dan keperluan rumah tangga, karena ibu juga memerlukan istirahat yang lebih banyak.  Sebaiknya ibu mengatakan pada dokter yang mengobati penyakitnya, bahwa ibu sedang menyusui, karena banyak obat yang bisa terkandung dalam ASI dan dapat mempengaruhi bayi.

c.              Bayi kembar
Ibu bayi kembar harus diyakinkan bahwa ia akan sanggup menyusui bayi-bayinya. Mula-mula ibu dapat menyusui seorang demi seorang, tetapi sebenarnya ibu dapat menyusui sekaligus berdua. Salah satu posisi yang mudah untuk menyusui ialah dengan posisi memegang bola ("football position"). Jika ibu menyusui bersama-sama, bayi haruslah menyusu pada payudara secara berganti-ganti, jangan hanya menetap pada satu payudara saja. Alasannya ialah, kecuali memberikan variasi kepada bayi, juga kemampuan menyusu masing-masing bayi mungkin berbeda, sehingga harus dicapai perangsangan putting yang optimal. Meskipun football position merupakan cara yang baik, ibu sebaiknya mencoba posisi lain secara berganti-ganti. Susuilah bayi secara lebih sering, selama waktu yang diinginkan masing-masing bayi, umumnya 15-30 menit setiap kali menyusui. Kalau salah seorang bayi harus dirawat di rumah sakit, susukanlah bayi yang di rumah pada satu payudara, kemudian ASI diperas dari payudara lainnya untuk bayi yang dirawat itu.  Ibu sebaiknya mempunyai pembantu, agar tidak lelah.

d.             Bayi prematur dan bayi berat lahir rendah
Bayi berat lahir rendah dan prematur mempunyai masalah menyusui karena refleks mengisapnya masih lemah, karena itu susuilah bayi lebih sering, meski waktu menyusunya tidak lama. Mula-mula sentuhlah langit-langit bayi dengan jari ibu yang bersih untuk merangsang mengisap.  Jika bayi dirawat di rumah sakit, seringlah ibu mengunjungi, melihat, mengusap bayi dengan kasih sayang, jika mungkin susukan juga secara langsung, atau ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa kemudian diberikan menggunakan sendok atau cangkir.

e.              Bayi sumbing
Pendapat yang mengatakan bahwa bayi sumbing tidak dapat menyusu tidaklah benar. Bilamana bayi mengalami sumbing pada palatum molle, bayi dapat menyusu tanpa kesulitan dengan posisi khusus. Demikian pula bila bayi menderita sumbing pada bibir. Keadaan yang sulit adalah bila sumbing terjadi pada bibir, langit-langit keras dan lunak (palatum durum dan palatum molle) sehingga bayi sulit menyusu dengan baik. Ibu harus tetap mencoba menyusui bayinya, karena bayi masih mungkin bisa menyusu dengan kelainan seperti ini. Keuntungan khusus untuk keadaan ini ialah, bahwa menyusu melatih kekuatan otot rahang dan lidah, sehingga membantu perkembangan bicara. Kecuali itu menyusu mengurangi kemungkinan terjadinya otitis media, yang umumnya mudah terjadi pada bayi dengan palatoskisis.

Posisi menyusui yang dianjurkan pada bayi sumbing adalah :
*             posisi bayi duduk
*             pegang putting susu dan areola selagi menyusui, untuk membantu bayi mendapat ASI yang cukup.
*             ibu jari ibu dapat dipakai sebagai penyumbat celah pada bibir bayi
*             bila bayi menderita sumbing pada bibir dan langit-langit (labiopalatoskisis), ASI dikeluarkan dengan manual / pompa, kemudian diberikan dengan sendok / pipet, atau botol dengan dot yang panjang sehingga ASI dapat masuk dengan sempurna.
Dengan cara ini bayi akan belajar mengisap dan menelah ASI, menyesuaikan dengan irama pernapasannya.

f.              Bayi sakit
Bayi yang sakit mungkin tidak diperbolehkan mendapatkan makanan per oral dengan indikasi khusus, tetapi pada umumnya bayi masih diperbolehkan mendapatkan ASI. Dengan demikian, ASI harus tetap diberikan. Bahkan pada penyakit tertentu seperti diare, pemberian ASI justru penting. Bayi yang mendapat ASI jarang menderita mencret. Bayi normal buang air besar 6 kali sehari, lembek, hal itu bukanlah mencret. Tidak ada alasan sama sekali untuk menghentikan ASI karena telah terbukti bahwa ASI tidak merugikan bagi bayi yang mencret, justru memberikan banyak keuntungan. Bayi yang mencret memerlukan cairan rehidrasi yang cukup, dan mungkin memerlukan tatalaksana khusus sesuai dengan keadaan anak. Telah dibuktikan, bahwa ASI dapat diterima dengan baik oleh anak yang muntah dan mencret. ASI mempunyai manfaat untuk anak dengan diare, karena :
v   ASI dapat digunakan untuk mengganti cairan yang hilang.
v   ASI mengandung zat-zat gizi yang berguna memenuhi kecukupan zat gizi selama diare yang dengan sendirinya diperlukan untuk penyembuhan dan pertumbuhan.
v   ASI mengandung zat kekebalan terhadap kuman penyebab diare.
v   ASI mengandung zat yang bermanfaat untuk pertumbuhan sel selaput lendir usus yang biasanya rusak akibat diare. Anak menderita diare yang mendapat ASI, lamanya diare lebih pendek serta lebih ringan dibanding anak yang tidak mendapat ASI. Kecuali diare, bayi seringkali menderita muntah. Muntah pada bayi dapat disebabkan berbagai hal. Tatalaksana khusus tergantung pada latar belakang penyebabnya. Menyusui bukanlah kontraindikasi untuk anak muntah, dan anak dengan muntah dapat menerima ASI dengan baik. Susuilah bayi dalam posisi duduk, sedikit-sedikit tetapi lebih sering. Buat bayi bersendawa seperti biasanya, tetapi jangan menggoyang-goyang badan bayi, karena dapat merangsang muntah kembali. Kalau ibu ingin menidurkan bayi, tidurkan dalam posisi tengkurap atau miring, karena posisi telentang memungkinkan bayi tersedak akibat muntah yang terjadi.

g.             Bayi kuning / ikterik
Ikterus adalah manifestasi hiperbilirubinemia yang bisa dilihat, yaitu pada kulit dan sklera. Pada orang dewasa ikterus terjadi bila kadar bilirubin serum mencapai 2 mg/dl atau lebih, sementara pada bayi baru lahir ikterus jarang timbul sebelum kadar bilirubin serum mencapai 7 mg/dl. Bilirubin berasal dari katabolisme protein heme, yang berasal dari hemoglobin, mioglobin, sitokrom, katalase dan triptofan pirolase. Sebagian besar berasal dari hemoglobin dalam eritrosit. Bayi baru lahir menghasilkan bilirubin kira-kira 8.5 mg/kgBB/hari, kira-kira 2 kali lipat produksi orang dewasa yang sekitar 3.6 mg/kgBB/hari.

Beberapa faktor penyebab dinyatakan berhubungan dengan hiperbilirubinemia pada    bayi mendapat ASI yaitu:
*             aktifitas senyawa pregnane-3-a, 20-b-diol yang ditemukan dalam ASI.
*             kadar lipoprotein lipase yang tinggi pada ASI bayi hiperbilirubinemia, diduga sebagai penghambat aktifitas konjugasi bilirubin.
*             enzim glukoronil transferase diduga menghambat fungsi kandungan asam lemak rantai panjang non-ester dalam ASI
*             keadaan kekurangan cairan maupun kalori pada bayi mendapat ASI pada hari-hari pertama setelah lahir diduga sebagai faktor penyebab hiperbilirubinemia.
*             kandungan enzim b-glukoronidase dalam ASI, diduga memegang peranan dalam terjadinya hiperbilirubinemia. Enzim ini mengubah bilirubin indirek dalam intestinum menjadi bilirubin direk untuk diabsorpsi kembali.

 
EVALUASI
 
1.       Sinus laktiferus terdapat pada:
a.      Korpus
b.      Areolla
c.       Papilla
d.      Puting

2.       Alveolus terdapat pada:
a.    Korpus
b.    Areolla
c.     Papilla
d.    Puting

3.       Dukungan bidan dalam pemberian ASI yaitu:
a.        Menempatkan bayi terpisah dari ibunya
b.        Memberikan ASI pada bayi dengan terjadwal.
c.         Memberikan susu botol
d.        Menghindari susu botol dan “dot empeng”.
4.       Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa  pra-kehamilan, merupakan manfaat ASI, pada:
a.         Bayi
b.        Ibu
c.         Keluarga
d.        Masyarakat

5.       Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lain untuk persiapannya, merupakan manfaat ASI pada:
a.    Bayi
b.    Ibu
c.     Keluarga
d.    Masyarakat dan negara

6.       Upaya memperbanyak ASI, kecuali
a.      Hindari susu botol
b.      Tekhnik menyusui yang benar
c.       Pemberian ASI 6 jam setelah lahir
d.      Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin

7.       ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, disebut
a.             Kolostrum
b.            Air susu masa peralihan
c.             Air susu matur
d.            Air susu basi